Dirinya berharap dengan adanya gelaran semacam ini dapat menumbuhkan karakter dan kebiasaan untuk peduli terhadap sesama.
“Harapannya sebenarnya bukan juara. Kemarin saya selalu bilang kepada anak-anak, kalau kita juara kita bahagia. Tapi bahagia itu sebenarnya akan lebih terasa kalau bisa bermanfaat kepada orang lain,” tuturnya.
Menariknya, dalam gelaran bazar tersebut para siswa-siswi juga memakai kostum-kostum sesuai dengan tema yang diusung. Produk-produk yang dijajahkan pun bervariatif dan berbeda antara stan yang satu dengan lainnya.
Salah satunya adalah kelas VIII I, dimana dalam stan tersebut para siswi menjajahkan produk aksesoris. Hal itu dilakukan dengan tujuan agar berbeda dengan stan yang lainnya, dimana mayoritas para peserta menjajahkan produk makanan dan minuman.
“Kita menjual berbagai aksesoris contohnya bros, jepit, konektor masker terus ada hijab juga. Awalnya kita mau menjual makanan, tapi risiko (dalam menjual makanan) itu lebih tinggi nantinya. Kalau tidak laku gimana terus ada yang suka apa tidak,” kata salah satu siswi kelas tersebut, Elvira.
Dirinya mengaku senang dengan adanya program pembelajaran seperti bazar tersebut. Dirinya berharap agar kegiatan serupa dapat digelar kembali kedepannya. (bim/rhd)
Baca juga:
- Wujudkan Swasembada Listrik dari Hulu ke Hilir, PLN Lakukan EBT dan NZE
- Bupati Jember Berikan Bonus Atlet Porprov IX, Terbesar di Jatim
- 22 Sekolah Kota Malang Direhab Gunakan PAK APBD Rp3 Miliar, Ini Daftarnya!
- WAQF Goes to Campus Kenalkan Wakaf Produktif Berbasis Kampus dan Dana Abadi
- Desa Landungsari Digadang-gadang Menjadi Desa Budaya di Kabupaten Malang