LAMONGAN, SERU – Para pendukung setia Persela Lamongan kembali bisa mendukung tim kesayangannya di laga kandang, setelah Komisi Banding PSSI mengabulkan banding yang diajukan manajemen Laskar Joko Tingkir.
Sebelumnya, Persela dijatuhi hukuman pertandingan tanpa penonton pada laga home dan away sampai akhir musim kompetisi 2019 dan denda Rp 200 juta, oleh Komite Disiplin PSSI dalam kasus pelanggaran disiplin tingkah laku buruk suporter Persela dalam pertandingan melawan Perseru Badak Lampung FC, Rabu (20/11/2019).
Manajemen Persela yang merasa keberatan dengan sanksi tersebut kemudian mengajukan banding kepada Komisi Banding PSSI yang berisi bahwa pengrusakan yang dilakukan supporter tidak mengarah pada perlengkapan pertandingan (gawang, rumput lapangan, garis sudut, papan skor).
Selain itu Panitia Pelaksana (Panpel) Persela juga berupaya maksimal untuk menyukseskan pertandingan dengan menjalin komunikasi dengan korlap dan aparat keamanan sehingga menjadi pertimbangan wasit dan pengawas pertandingan untuk melanjutkan pertandingan.
Berdasarkan segala analisa serta mempertimbangkan terhadap bukti dan fakta yang terjadi, Komite Banding PSSI akhirnya memutuskan untuk menerima Permohonan Banding Persela, Nomor: 159/D/PERSELA/XI-2019 tanggal 27 November 2019, dan mengubah Keputusan Komite Disiplin PSSI, Nomor: 142/L1/SK/KD-PSSI/XI/2019, yaitu menghukum Persela berupa laga tanpa penonton pada saat laga away sampai akhir musim kompetisi 2019 serta denda sebesar Rp 250 juta sebagaimana diatur dalam Kode Disiplin PSSI Pasal 70 lampiran 1 Kode Disiplin PSSI 2018.
Perubahan hukuman dari Komisi Banding PSSI itu pun membuat CEO Perseala, Yuhronur Efendi sangat bersyukur.
“Pertama, harus kita hormati dan patuh terhadap keputusan Komite Banding PSSI. Kami bersyukur bahwa keputusan tersebut sesuai dengan yang kita harapkan,” kata Yuhronur, seperti dilansir Perselafootball.com.
Yuhronur berharap perubahan saknsi tersebut dapat menjadi pelajaran berharga bagi seluruh elemen Persela serta memberikan dampak positif terhadap mental para pemain.
“Yang sudah terjadi, menjadi pelajaran berharga bagi kita, agar tidak terjadi kembali. Tim sangat butuh support agar mental pemain bisa bangkit kembali,” tuturnya. (Fiq)