Batu, SERU.co.id – Jelang memasuki bulan Ramadan, program pengembangan dan promosi Kebudayaan Kota Batu masih terus dilakukan. Dinas Pariwisata Kota (Disparta) Batu kembali menggelar pertunjukan Sendratari Arjuna Wiwaha versi jaran kepang, Kamis (31/3/2022) malam. Kegiatan ini menjadi spesial, karena dihadiri Ketua DPRD Batu, Ketua Komisi B DPRD Batu dan anggota, serta tokoh budayawan Slamet Henkus dan Didik Sumintardjo.
Usai menyaksikan pagelaran Sendratari Arjuna Wiwaha, Ketua DPRD Batu Asmadi SP berkomentar, gelaran seni tersebut merupakan tonggak sejarah yang perlu ditingkatkan. Pertunjukan budaya semacam itu, tidak boleh kalah dengan kota-kota lain. Pasalnya, itu merupakan hasil karya dari masyarakat Kota Batu yang perlu dilestarikan.
“Kita punya tempat yang sangat spektakuler. Berkenaan dengan sesuatu yang perlu kita (DPRD) benahi, jangan sungkan-sungkan untuk menyampaikan,” seru Ketua DPRD Batu, yang disambut riuh tepuk tangan pelaku seni.

Sementara itu, Budayawan Didik Sumintardjo, turut merasa bangga dan mengapresiasi Pemkot Batu yang telah menyediakan tempat pertunjukan yang layak. Anggota forum warga Batu itupun berpesan kepada seniman, agar jangan takut kritik untuk pembenahan dalam pementasan.
“Mudah-mudahan ke depan tampil lebih baik. Saya yakin pentas selanjutnya akan jauh lebih baik,” yakinnya.
Ketua Komisi B DPRD Kota Batu, Hari Danah Wahyono turut menyambut baik, dan mendukung budaya Kota Batu untuk ditampilkan. Lapangan Sendratari yang berlokasi di Kelurahan Sisir Kota Batu itu, rencananya akan diresmikan dan digunakan untuk seluruh kesenian Kota Batu. Anggota DPRD dari Partai Gerindra itupun menginginkan budaya-budaya berkembang pesat di Kota Batu.
“Untuk menyaksikan pertunjukan seperti ini saja, diluar kota tiketnya sudah ratusan ribu. Di Batu nanti tidak mahal, yang penting seniman ini dapat tampil dan dapat pemasukan dari tiket. Itu untuk seniman, bukan untuk pemerintah,” imbuhnya.
Ketua Persatuan Pedalangan Indonesia (PEPAI) Batu, Eko Saputro menjelaskan, Arjuna Wiwaha adalah sebuah kakawin dari sastra serat Mahabharata. Disebut kakawin, karena saduran dari kitab Mahabharata India, ditulis kembali oleh pujangga Jawa dalam bahasa Jawa kuno. Arjuna Wiwaha adalah sastra kakawin pertama di Jawa Timur, yang ditulis oleh Mpu Kanwa pada zaman Kahuripan, kerajaan besar pada era Mataram kuno.
“Semoga konsep Arjuna Wiwaha ini membawa kebaikan untuk Kota Batu,” cetusnya.
Sementara Budayawan Kota Batu, Slamet Henkus berpendapat, pagelaran Sendratari Arjuna Wiwaha, sudah merupakan langkah awal yang baik. Namun, masih harus terus disempurnakan agar menjadi maksimal. Pemilik Omah Budaya Batu itupun berkomentar, Lapangan Sendratari Arjuna Wiwaha masih terlalu kecil untuk dibuat pementasan kolosal.
“Ini harus ada rekonstruksi lagi, karena untuk ruang pergerakan yang sifatnya kolosal, itu tidak bisa disini. Perlu ada penyempurnaan dan pengembangan lain, melalui pembukaan ruang dialogis,” tambahnya.

Kepala Disparta Batu Arief As Siddiq menyebutkan, pagelaran Sendratari Arjuna Wiwaha kali ini masih dalam proses trial, untuk mencari formula pakem terbaik. Arief mengaku, dari pertunjukan awal, perkembangannya semakin baik. Penataan pagelaran juga sudah semakin bagus.
“Alhamdulillah, pimpinan DPRD Batu, Ketua Komisi B, seniman dan budayawan senior, hadir untuk menambah semangat kepada Disparta dan pelaku seni,” ujarnya.
Mantan Kepala Dinas Binamarga itu juga mengatakan, selama 2022, Disparta Batu berkomitmen untuk menghidupkan kesenian dan kebudayaan Batu. Salah satunya dengan menggiatkan pertunjukan di Sendratari Arjuna Wiwaha. Selama 2022 ini, kegiatan tersebut akan dibiayai Disparta Batu.
“Kita beri fasilitas tamu wisata dan hotel dengan menyaksikan pertunjukan secara gratis, selama satu tahun penuh,” pungkasnya.
Menutup pertunjukan Sendratari Arjuna Wiwaha, masyarakat seni budaya Kota Batu menyatakan deklarasi, Kota Wisata Batu berkebudayaan. Sendratari Arjuna Wiwaha sebagai salah satu kesenian ikonik Kota Batu. Serta mendukung penuh kebangkitan kebudayaan Kota Batu, untuk meraih kejayaan.
Pertunjukan Sendratari Arjuna Wiwaha itu dihadiri oleh Ketua Asosiasi Pariwisata, Ketua Dewan Kesenian, Ketua BPPD, Ketua PHRI, dan Lurah Kades se-Kota Batu. Selain itu juga tampak Ketua Penghayat Kepercayaan, Ketua Paguyuban Mocopat, Ketua Seni Sanduk dan Ketua Paguyuban Seni dan Sanggar Tari. (adv/dik/rhd)
Baca juga:
- Seluruh Jemaah Haji Indonesia Tiba di Makkah, Siap Jalani Wakuf di Arafah
- Satu WNI Meninggal di Gurun Makkah, Dua Lainnya Diselamatkan Usai Coba Masuk Secara Ilegal
- 541 Atlet KONI Kota Batu Lolos Mengikuti Porprov IX Jatim 2025
- KONI Batu Bakar Semangat Tanding Atlet Lewat Character Building
- Pemkot Malang Tak Kuasa Hadapi Alih Fungsi Lahan Pertanian Terdesak Perumahan