Sutiaji (Menangis) : Sebagai Bapak, Ayas Minta Maaf ya Le

Sutiaji menangis sembari meminta maaf kepada para siswa. (rhd)

• Polres Makota telah amankan tersangka AP

Kota Malang, SERU – Merespon kejadian pemukulan seorang motivator berinisial AP di SMK Muhammadiyah 2 Kota Malang, Kamis (17/10/2019) sekitar pukul 10.00 WIB kemarin, Walikota Malang Sutiaji, Kapolres Malang Kota, AKBP Dony Alexander, dan Dandim 0833 Kota Malang, Letkol. Inf. Tommy Anderson, mendatangi para siswa, guru, dan wali murid SMK Muhammadiyah 2, Jumat (18/10/2019) siang, usai sholat Jumat.

Bacaan Lainnya

Walikota Malang Sutiaji, mengaku sedih dan merasa tercoreng, disaat Kota Malang sedang menggalakkan Kota Ramah Anak, namun disaat yang sama ada kejadian yang mencoreng dunia pendidikan Kota Malang, kembali terulang. Bahkan tak hanya di Malang Raya, namun sudah menjadi perhatian nasional dan dunia internasional. “SOP dalam demo saja tidak boleh ada kekerasan fisik di Malang. Namun kejadian ini amat sangat kami sesalkan. Ini benar-benar mencoreng dunia pendidikan, tak hanya Malang, namun nasional dan internasional. Sebab peristiwa ini sudah menjadi perhatian internasional,” ungkap Sutiaji.

Walikota, Kapolresta, dan Dandim menyalami para siswa, wali murid dan guru SMK Muhammadiyah 2. (rhd)

Dengan kejadian ini, lanjut Sutiaji, semua bisa mengambil hikmahnya. Teruntuk anak-anak, Sutiaji berpesan agar tidak patah semangat untuk terus belajar mewujudkan mimpi, khususnya wirausaha sebagaimana keunggulan SMK Muhammadiyah 2 Malang. “Ini sebagai pengingat bagi kita semua untuk memberikan perhatian kepada anak-anak. Dengan kasih sayang, tentunya tidak akan ada kekerasan. Sebagai bapaknya Kota Malang, ayas minta maaf ya Le,” ucap lirih Sutiaji, sembari sesenggukan menangis sejenak karena membayangkan jika hal tersebut dialami anak-anak dan masing-masing orang tua.

Sementara itu, Kapolres Malang Kota, AKBP Dony Alexander, mengatakan Polres Malang Kota telah mengamankan motivator berinisial AP usai insiden pemukulan 10 siswa SMK Muhammadiyah 2 Kota Malang. Saat ini, AP tengah dimintai keterangan oleh penyidik Polres Malang Kota. Sebelum diamankan, AP hendak melakukan perjalanan menuju Makassar. “Tim khusus kita terjunkan untuk mencari keberadaan motivator berinisial AP,  hingga akhirnya kita amankan pukul 02.00 WIB di Surabaya tadi pagi. Kita sudah tetapkan statusnya sebagai tersangka,” seru Dony, Jumat (18/10/2019) sore.

Baca juga : http://seru.co.id/diduga-tersinggung-motivator-tampar-siswa-smk-muhammadiyah-2-malang/

Walikota dan Kapolresta, menjawab pertanyaan awak media.

Sejauh ini, lanjut Dony, tersangka pemukulan para siswa dalam kegiatan bertema “Seminar Motivasi Berwirausaha” itu cukup kooperatif dalam memberikan keterangan. “Dengan bukti dan keterangan korban, serta saksi-saksi, AP terancam UU No. 34 Tahun 2014 pasal 80 tentang perlindungan anak dengan ancaman hukuman 5 tahun penjara,” tegasnya.

Disebutkan, AP mengaku terpancing emosinya karena kesalahan operator yang menimbulkan siswa tertawa. “Penyebabnya sudah jelas, yaitu tertawa. Namun sangat disayangkan kejadian ini dilakukan seorang intelektual. Secara aturan hukum, visum, korban dan pelaku sudah memenuhi unsur penindakan, sesuai SOP dan UU yang ada. Untuk itu, percayakan kepada kami terkait proses hukum,” tandas Dony.

Sementara, Kepala SMK Muhammadiyah 2 Kota Malang, Nur Cholis, SPd, mengatakan, program kewirausahaan merupakan adalah program unggulan SMK Muhammadiyah 2 yang harus dilaksanakan. Untuk itu, pihaknya menggandeng AP lantaran banyak masukan untuk menghadirkannya. Selain itu, menurut beberapa mitra, kualifikasi AP sudah level nasional dan menjadi mitra SMKN di level nasional.

Jajaran Dinas Pendidikan Kota Malang, Kacabdin Kota Malang dan Batu, dan Ketua MKKS SMK Swasta Kota Malang, turut hadir menyaksikan. (rhd)

Diakuinya, saat kejadian pihaknya tidak tahu, lantaran dirinya dan beberapa guru menggelar rapat. Secara seremonial, dirinya juga membuka acara tersebut hingga dimulai acaranya. “Dalam kelas hanya ada Pak Budi sebagai moderator dan operator, serta Kaprodi. Saya sempat menyaksikan pak AP mengajak siswa SMKN dan mahasiswa untuk testimoni terkait hasil selama belajar marketing online. Jadi kejadian tersebut di luar kendali kami. Hingga penutupan, saya tidak tahu kejadian tersebut. Bahkan 10 siswa yang disalami pak AP, dan beliau cium tangan siswa, saya kira mereka mendapatkan reward,” terang Nunung, sapaan Nur Cholis.

Setelah acara selesai, dirinya mendapat laporan sekitar jam 2 siang. “Setelah saya dapat laporan, jam 2 siang kami kumpulkan 10 siswa dan pak AP. Beliau berjanji akan memberikan kompensasi. Namun belum sempat terealisasi. Secara pribadi, saya memaafkan, namun secara lembaga kami serahkan kepada pihak berwajib. Saya juga memohon maaf karena ini di luar kontrol kami. Namun kami juga bagian dari korban,” tandas Nunung, didampingi Kacabdin Kota Malang dan Batu, Dra Ema Sumiarti, dan Ketua MKKS SMK Swasta Kota Malang, M Jhon Nadha Firmana. (rhd)

disclaimer

Pos terkait