Malang, SERU.co.id – Pemerintah menginisiasi program Sekolah Penggerak untuk menyongsong program pembelajaran daring. Program Sekolah Penggerak merupakan kolaborasi antara Kemendikbud dengan pemerintah daerah dimana komitmen Pemda menjadi kunci utama.
Secara umum, Program Sekolah Penggerak terfokus pada pengembangan SDM sekolah, mulai dari siswa, guru, sampai kepala sekolah. Kualitas siswa diukur melalui pencapaian hasil belajar di atas level yang diharapkan dengan menciptakan lingkungan belajar yang aman, nyaman, inklusif, dan menyenangkan.
“Sekolah Penggerak dengan Sekolah Unggulan tidak sama. Dari Mas Mentri kalau sekolah penggerak jangan disamakan dengan Sekolah Unggulan. Sekolah Penggerak itu kolaborasi antara siswa, guru, orang tua dan lingkup yang ada,” seru Plt Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan, Siti Ratnasari SH MH, di NCC Balaikota Malang, Senin (1/2/2021).
Progam Kementerian Pendidukan dan Kebudayaan ini akan berkelanjutan. Sekaligus bagian penyempurnaan peningkatan mutu sekolah yang dicanangkan Kemendikbud. Serta menjawab kekhawatiran masyarakat terhadap stigma Sekolah Unggulan.
“Tidak ada namanya sekolah favorit atau utama. Jadi mempunyai spesifikasi masing-masing sesuai dengan lingkungan yang ada. Itu berkelanjutan sampai 4 tahun,” papar Ratna, sapaan akrabnya.
Terkait Anggaran Pendapatan Belanja Daerah (APBD) dalam program ini, lanjut Ratna, sudah ada kesiapan Kota Malang baik secara teknis maupun non teknis.
“Dari APBD sudah ada untuk peningkatan SDM. Untuk sarana dan prasarana kita juga punya, ada juga untuk lingkungan,” jelasnya.
Nantinya akan ditindak lanjuti hasil koordinasi secara virtual, karena menyangkut banyak instansi yang dilibatkan dalam penyelenggraan Sekolah Penggerak di kala pandemi ini.
“Saya nanti akan koordinasi dulu kepada Kepala Sekolah dan Pengawas yang ada. Kita evaluasi nanti sekolah mana yang bisa,” pungkasnya.
Dilansir dari website laman Kemendikbud tentang sekolah penggerak, lokasi Program Sekolah Penggerak di 34 Provinsi dan 111 Kabupaten / Kota. Dengan rincian PAUD sebanyak 316, SD sejumlah 1.089, SMP sebanyak 546, SMA total 374, SLB sekitar 175, total keseluruhan jenjang sebanyak 2.500 sekolah. (ws1/rhd)