Demo Tolak UU Ciptaker Kembali Digelar Depan Istana

Demo di depan istana
Demo di depan istana. (ist)

Jakarta, SERU.co.id – Massa pedemo dari Konfederasi Serikat Buruh Seluruh Indonesia (KSBSI) kembali menggelar demo menolak UU Cipta Kerja, Senin (12/10/2020). Ketua Komite Kesetaraan Nasional KSBSI, Emma Liliefna menyebut sekitar 1000 orang ikut bergabung dengan aksi ini.

“Iya benar, ada (demo). Sekarang di (dekat) depan Istana. Ada sekitar 1000 massa dari KSBSI saja, belum ada dari mahasiswa,” ujar Emma.

Bacaan Lainnya

Massa menuntut adanya perjanjian Bersama (SP/SB) dalam pertemuan tim tripatit. Hal ini karena dalam UU Ciptaker, tidak dimuat usulan dari mitra perusahaan. Mereka juga menilai UU ini mendegresi hak-hak dasar buruh.

“Kedua, bahwa UU Ciptaker klaster ketenagakerjaan sangat mendegradasi hak-hak dasar buruh dibandingkan dengan UU Nomor 13 Tahun 2003,” kata Emma.

Tuntutan lainnya adalah mendesak kontrak kerja tanpa batas, outsourcing diperluas tanpa jenis usaha, upah dan pengupahan diturunkan dan besaran pesangon diturunkan. Pihak KSBSI meminta segala peraturan dikembalikan ke UU Nomor 13 Tahun 2003.

“Bahwa KSBSI sudah mengusulkan itu semua untuk dikembalikan ke UU Nomor 13 tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan pada 10 sampai 23 Juli 2020. Tapi pada kenyataannya dibohongi,” imbuhnya.

Direktorat Lalu Lintas Polda Metro Jaya mengantisipasi demo di depan istana ini dengan menyiapkan rekayasa lalu lintas di sekitar lokasi. Pengalihan lalu lintas akan dilakukan dengan melihat kondisi di lapangan. Setidaknya ada 7 rencana rekayasa lalu lintas yang telah dipersiapkan.

Polda Metro Jaya juga mengerahkan 2.000 personel untuk mengamankan aksi demo ini. Menurut Kabid Humas Polda Metro Jaya, Kombes Yusri Yunus, jumlah personel yang diturunkan disesuaikan dengan kebutuhan di lokasi.

“Kita siapkan apel antisipasi unjuk rasa di Jakarta hari ini. Ada 2.000 yang kita turunkan,” ujar Yusri.

Aksi demo dipantau hingga siang ini, terlihat berjalan damai. Polisi pun membuka kawat berduri untuk membatasi langkah massa di depan Gedung Sapta Pesona, Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif.

Presiden KSBSI menjelaskan, pihaknya telah sepakat untuk tidak memaksa masuk ke depan Istana Merdeka. Massa akan berputar di depan Jalan Medan Merdeka Barat usai salat zuhur.

“Kami sebenarnya inginkan itu (Unjuk rasa di depan Istana). Karena kami bisa jadi tidak melakukan vandalisme atau keributan, namun kami juga tidak bisa menjamin ada massa kami yang tidak bisa dikontrol,” jelas Elly. (hma/rhd)

disclaimer

Pos terkait