Malang, SERU.co.id – Terduga pelaku pembunuhan di Lowokwaru dikenal tertutup oleh warga lingkungan tempat tinggalnya. Warga pun sering dibuat curiga dengan gelagat anehnya, hingga menegur pemilik kontrakan.
Ketua RW 06 Kelurahan Tunjungsekar Kecamatan Lowokwaru, Sarju mengungkapkan, terduga pelaku pembunuhan itu belum lama tinggal di lingkungannya. Ia pun tak mengenal persis terduga pelaku.
“Seingat saya, satu tahun lalu masih kosong. Kemudian oleh yang punya kontrakan dikontrakkan lagi dan ditempati pelaku,” seru Sarju, saat ditemui awak media di kediamannya, Minggu (28/12/2025).
Sarju menerangkan, rumah kontrakan tersebut dihuni oleh tiga orang, terdiri dari dua orang laki-laki dan satu perempuan. Namun dari tiga penghuni, hanya dua orang yang diketahuinya menyetor identitas diri kepada pemilik rumah, yakni terduga pelaku (MK) dan pria berinisial SG.
“Satu perempuan yang tinggal di situ mengaku adik dari terduga pelaku, tapi tidak pernah ada identitasnya. Pemilik rumah juga pernah kami tegur, karena tidak pernah menyetor dua identitas pengontrak tersebut ke RT dan RW,” ungkapnya.
Diakuinya, pemuda di lingkungannya kerap melakukan kegiatan ronda malam. Saat itulah mereka kerap menyaksikan aktivitas orang keluar masuk rumah kontrakan, silih berganti.
“Sering bergonta-ganti perempuan masuk. Datang malam, pagi sebelum subuh sudah keluar dari situ. Sayangnya, aktivitasnya apa tidak diketahui, karena kanan-kiri rumah tertutup pagar dari seng,” bebernya.
Kedua pemuda yang menghuni rumah kontrakan tersebut juga jarang bertegur sapa dengan warga sekitar. Hal tersebut menambah kecurigaan warga dan kekhawatiran mengarah pada aktivitas asusila.
“Yang kami khawatirkan ada aktivitas mabuk-mabukan dan pergaulan bebas. Tapi sebelum peristiwa semalam, belum pernah terdengar ada cekcok,” ujarnya.
Sarju mengisahkan, saat malam peristiwa pembunuhan terjadi, dirinya ikut datang ke lokasi namun tak bisa menyaksikan dengan detail. Pihak kepolisian sudah terlebih dahulu datang dan mengamankan lokasi.
“Korbannya perempuan lain, bukan perempuan yang biasa di situ. Pria satunya yang mengontrak juga tidak terlihat di lokasi. Saat kejadian, pemilik rumah yang bertugas sebagai penjaga keamanan gereja di Kawi langsung kami hubungi untuk pulang,” jelasnya.
Atas terjadinya kasus tersebut, pihak RW akan mengumpulkan seluruh ketua RT malam nanti. Pihaknya akan memperketat aturan untuk mengantisipasi hal-hal tidak diinginkan.
“Ini menjadi pembelajaran bagi kami. Sekaligus kita tekankan kembali untuk RT tidak harus menunggu tuan rumah, langsung terjun minta identitas penghuni, siapa penanggung jawabnya dan berapa yang tinggal di situ. Kami ingin memastikan semuanya aman, karena pendatang terkadang tidak mengindahkan aturan,” tandasya. (bas/rhd)








