Potensi Tsunami 20 Meter Ancam Pulau Jawa

Potensi tsunami. (ist)

Jakarta, SERU.co.id – Peneliti dari Institut Teknologi Bandung (ITB) mengatakan, Pulau Jawa bagian selatan berpotensi dilanda tsunami setinggi 20 meter. Hasil tersebut disampaikan lewat hasil riset yang diterbitkan dalam jurnal Nature Scientific Report.

Peneliti ITB, Sri Widiyantoro menerangkan, potensi tsunami setinggi 20 meter terjadi di pantai selatan Jawa Barat dan 12 meter di selatan Jawa Timur. Tinggi maksimum rata-rata adalah 4,5 meter di sepanjang pantai selatan Jawa, jika terjadi bersamaan.

Bacaan Lainnya

Menanggapi riset tersebut, Kepala Bidang Mitigasi Gempa Bumi & Tsunami Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG), Daryono, mengklarifikasi hasil riset tersebut untuk menghindari kesalahpahaman di masyarakat.

“Masyarakat awam pun menduga seolah dalam waktu dekat di selatan Pulau Jawa akan terjadi gempa dahsyat, padahal tidak demikian,” ungkap Daryono.

Daryono menjelaskan, di selatan Pulau Jawa, terdapat jalur Sunda Megathrust, yaitu zona subduksi antara Lempeng India-Australia dengan Lempeng Eurasia. Sunda Megathrust merentang dari pantai barat Sumatera hingga Kepulauan Nusa Tenggara sejauh 200 hingga 250 km. Dari jalur itulah, adanya potensi gempa besar yang memicu potensi terjadinya tsunami besar.

Apabila terjadi gempa dengan magnitude 9,1 terjadi di zona megathrust tersebut, tsunami akan terjadi dengan waktu hanya 20 menit saja ke pantai. Dalam waktu yang singkat itu, masyarakat tak akan punya banyak waktu untuk menyelamatkan diri.

Karena waktu yang singkat itu, Kepala Pusat Gempa Bumi dan Tsunami BMKG, Rahmat Triyono, mengimbau masyarakat di pesisir untuk segera evakuasi mandiri. Mereka diimbau untuk tidak menunggu peringatan tsunami dan segera lari ke tempat yang aman.

“Kalau memang tinggal di dekat garis pantai, kalau merasakan guncangan yang kuat, ya tidak usah menunggu warning. Karena tidak lama kemudian kemungkinan besar tsunami akan terjadi. Begitu ada guncangan, ya lari. Kalau menunggu warning, itu artinya sudah kehilangan waktu,” seru Rahmat.

Hasil penelitian ITB tersebut, membuat masyarakat panik. Khususnya masyarakat yang tinggal di sekitar daerah potensi yang disebutkan. Namun, BMKG meminta masyarakat untuk tidak  panik dan cemas.

Daryono menandaskan, riset tersebut adalah skenario terburuk yang mungkin terjadi. Dengan begitu, BMKG dapat meningkatkan sejumlah hal untuk menangani hal itu.

“Apakah dengan meningkatkan kegiatan sosialisasi mitigasi, latihan evakuasi (drill), menata dan memasang rambu evakuasi, menyiapkan tempat evakuasi sementara. Kemudian membangun bangunan rumah tahan gempa, menata tata ruang pantai berbasis risiko tsunami, serta meningkatkan performa sistem peringatan dini tsunami,” papar Daryono. (hma/rhd)

disclaimer

Pos terkait

2 Komentar

  1. Bayak2 berdoa pda allah swt karna haya allah swt yang mampu menahan bencana ini manusia haya bisa berdoa sajah. Seperti in kudini asta ziblakum. Berdoalah nisjaya allah akan kabulkan

Komentar ditutup.