Malang, SERU.co.id – Pemerintah Kota (Pemkot) Malang melalui Dinas Pekerjaan Umum, Penataan Ruang, Perumahan dan Kawasan Permukiman (DPUPRPKP) mulai membangun Jembatan Bailey di kawasan Sonokembang. Pembangunan jembatan bailey ini merupakan solusi sementara untuk memulihkan akses warga, sebelum pembangunan jembatan Sonokembang dibangun permanen.
Kepala DPUPRPKP Kota Malang, Dandung Djulharjanto mengungkapkan, pembangunan jembatan bailey merupakan instruksi langsung dari Wali Kota Malang. Hal tersebut untuk mempercepat penanganan pascakejadian jembatan Sonokembang ambrol, Jumat (10/10/2025) sore.
“Pekerjaan konstruksi ditargetkan selesai dalam 20 hari kerja. Sehingga warga bisa kembali melintasi jembatan dengan aman dan nyaman,” seru Dandung, saat meninjau lokasi, Senin (3/10/2025).
Dandung menjelaskan, pemilihan jembatan bailey berdasarkan pertimbangan konstruksi yang kuat dan cocok untuk bentang sungai lebar. Hari ini, Pemkot Malang melalui DPUPRPKP Kota Malang memulai pekerjaan fondasi atau plendes.
Lebih lanjut, Dandung mengatakan, proyek ini menggunakan anggaran insidental DPUPRPKP senilai Rp350 juta, bukan dari pos Belanja Tidak Terduga (BTT). Dana tersebut mencakup pekerjaan fondasi, mobilisasi dan perakitan jembatan, hingga pembongkaran jembatan lama yang rusak.
“Awalnya direncanakan memakai BTT, tetapi karena wilayah ini tidak terisolasi total, maka tidak memenuhi syarat kedaruratan. Jadi kami gunakan anggaran insidental dinas. Nilainya Rp350 juta, bukan Rp2,5 miliar seperti kabar yang beredar,” tegasnya.
DPUPRPKP Kota juga telah melakukan sosialisasi dan koordinasi dengan perangkat wilayah setempat, sebelum pembangunan dimulai. Koordinasi tersebut melibatkan Ketua RW, RT, tokoh masyarakat, Babinsa dan Bhabinkamtibmas.
“Warga juga menggelar tradisi bancakan atau doa bersama dengan harapan prosesnya berjalan lancar. Selama proses pembangunan jembatan bailey berlangsung, jembatan bambu hasil swadaya warga masih berfungsi, setelah itu baru dibongkar,” terangnya.
Pemkot Malang juga telah mengusulkan pembangunan jembatan permanen Sonokembang pada tahun anggaran 2026 dengan nilai Rp5,3 miliar. Nantinya, jembatan baru akan dibangun sepenuhnya, bukan sekadar diperbaiki.
“Lebar jembatan juga akan diperluas dari 5,5 meter menjadi 7,5 meter. Jembatan permanen akan dilengkapi trotoar di kedua sisi untuk memudahkan akses pejalan kaki,” jelasnya.
Sementara, Ketua RW 05 Kelurahan Pandanwagi, Miskun menyampaikan, apresiasinya kepada Pemkot Malang. Langkah ini dinilai akan mempercepat pemulihan akses warga yang sudah dinanti-nantikan.
“Jembatan ini akses utama warga RW 5 dan sekitarnya. Semoga yang baru nanti lebih kuat, aman dan memperlancar aktivitas ekonomi warga,” ujarnya.
Ia menambahkan, warga telah berkomitmen menjaga keamanan proyek, termasuk mengawasi bahan material agar tidak terjadi kehilangan. Miskun juga mengimbau, warga tetap menjaga suasana kondusif selama proses pembangunan berlangsung.
“Kalau pun nanti ada kemacetan atau gangguan kecil, tidak masalah. Yang penting akses bisa segera normal kembali,” pungkasnya. (bas/rhd)








