Malang, SERU.co.id – Pihak BGN (Bagan Gizi Nasional) menutup sementara operasional Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG) Mangunrejo, Kecamatan Kepanjen, Kabupaten Malang. Penutupan ini, buntut dari dugaan keracunan massal yang dialami siswa dan guru MTs Al-Khalifah usai santap jatah MBG, Kamis (23/10/2025) kemarin.
Wakil Bupati Malang, Lathifah Shohib menerangkan, penutupan sementara SPPG tersebut merupakan kebijakan dari pusat. Langkah tersebut bukanlah ranah pemerintah daerah dan hingga saat ini masih dalam proses penyelidikan.
“Sedang diselidiki. Kemungkinan tidak disebabkan oleh makanan yang disediakan SPPG itu. Mungkin ada makanan lain atau hal lain yang menjadi penyebabnya. Kan tidak bisa sekarang-sekarang, butuh dilab dan sebagainya,” seru Lathifah, saat dikonfirmasi SERU.co.id, Jumat (24/10/2025).
Lathifah menerangkan, hingga kini sudah ada 92 unit yang sudah mendaftar sebagai SPPG. Dan yang sudah beroperasi sebanyak 72 unit, sedangkan yang sudah mengantongi Sertifikat Laik Higiene Sanitasi (SLHS) sebanyak 35 unit.
“Semua sudah mengajukan, 35 sudah jadi. SLHS sudah kami serahkan. SLHS tidak bisa sehari jadi. (SPPG) Paling awal mengajukan, memang sudah selesai,” tuturnya.
baca juga: Pemkab Malang Dalami Dugaan Keracunan Massal MBG, Sejumlah Alat Bukti Diamankan
Sementara itu, Kepala Dinas Ketahanan Pangan (DKP) Kabupaten Malang, Mahila Surya Dewi membenarkan, jika SPPG Mangunrejo ditutup sementara oleh pihak BGN. Langkah pemberhentian sementara itu, tertuang dalam surat resmi yang dikeluarkan oleh BGN.
“Kalau penutupan SPPG itu memang mutlak oleh BGN, kami Pemda tidak bisa mengintervensi, itu tidak bisa. Jadi itu memang pure dari BGN. Sambil menunggu hasilnya keluar,” terang Mahila.
Dirinya menerangkan, bisa diduga keracunan massal ini tidak disebabkan oleh makanan yang disediakan oleh SPPG tersebut. Ada beberapa faktor dugaan yang menyebabkan keracunan, mengingat yang mengalami kejadian tersebut hanya satu sekolah saja.
“Saya ingin meluruskan, keracunan ini masih dugaan karena MBG. Kalau keracunan dari MBG, tentunya tidak satu sekolah, ini kan satu sekolah saja. Bisa saja karena higienitas, atau bisa proses pengiriman,” jelasnya.
baca juga: Pihak Sekolah Buka Suara Dugaan Keracunan Massal MBG di MTs Al Khalifah Cepokomulyo
Dikatakan Mahila, proses pemeriksaan sampel makanan dan food tray yang diduga mengakibatkan keracunan massal tersebut memerlukan waktu beberapa hari. Serta tidak menutup kemungkinan, SPPG Mangunrejo akan kembali beroperasi jika hasil laboratorium membuktikan penyebab keracunan bukan dari MBG.
“(Beroperasi lagi?) Ya insyaallah, tentu ada masukan-masukan kemudian hasil lab kepala SPPG dikirim ke BGN,” kata Mahila. (wul/mzm)








