DLH dan Komunitas Mahasiswa Aksi Pungut Sampah di Sungai Brantas

Kampanye Zero Waste. (ist)

Malang, SERU.co.id – Fenomena limbah domestik semakin hari terus meningkat. Khususnya sampah plastik dan styrofoam telah merusak ekosistem secara masif. Daya hancur yang begitu besar, karena sampah tersebut memerlukan ribuan tahun untuk bisa terurai.

Menurut penelitian Jenna R. Jambeck dari Universitas Georgia tahun 2010, Indonesia menghasilkan sampah plastik sebesar 3,22 juta ton. Data tersebut menempatkan Indonesia menduduki peringkat kedua negara, penyumbang sampah plastik terbesar ke lautan dunia setelah Tiongkok.

Bacaan Lainnya

Oleh sebab itu, komunitas Environmental Green Society and Trash Control Community (TCC) yang mengajak Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kota Malang, melakukan aksi pemungutan sampah di Sungai Brantas, Minggu (13/9/2020).

“Kita pilah sampah-sampah yang ada di sungai. Hasilnya kita dapatkan satu kantong besar sampah plastik dengan berbagai macam merk dan dua kantong besar sampah styrofoam,” ujar Ziadatur Rizqiah, anggota Environmental Green Society and Trash Control Community (TCC),

Zia mengungkapkan, pentingnya memilah produk-produk plastik yang dibuang masyarakat bertujuan untuk mengetahui, produk apa saja yang biasa dikonsumsi dan dibuang masyarakat. Sehingga nanti pihak komunitas akan menyampaikan langsung kepada produsen kemasan plastik untuk segera bisa diredesain, agar lebih ramah lingkungan.

Menurut komunitas Environmental Green Society and TCC, berdasarkan hasil analisis dampak penelitian yang ada di sungai Brantas, banyak masyarakat yang membuang sampah domestik, khususnya limbah Mandi, Cuci dan Kakus (MCK).

Mahasiswa dan DLH mengumpulkan sampah yang telah dipungut. (ist)

“Jika tinja tersebut dibuang ke sungai, akan melepas bakteri E.Coli, yang akan berdampak buruk bagi kesehatan. Sedangkan limbah-limbah tersebut juga akan menghasilkan emisi gas rumah kaca. Efeknya 21 kali lebih beracun dari karbondioksida dan itu berdampak pada peningkatan pemanasan global,” jelasnya.

Untuk itu, komunitas telah mengagendakan bekerjasama dengan pihak DLH, agar bisa mengedukasi masyarakat untuk tidak membuang sampah di sungai dan memfasilitasi penuh dengan menempatkan tong sampah di setiap sudut pemukiman.

Kepala Bidang (Kabid) Persampahan dan Limbah B3 Kota Malang, Joao Maria Gomes de Carvalho, mengapresiasi teman-teman komunitas atas kegiatan ini. Karena ini merupakan bagian support dan partisipasi terkait dengan pencemaran, terutama sungai Brantas dan sungai-sungai lainnya.

“DLH sudah mempunyai program. Kita kumpulkan seluruh Camat dan Lurah untuk bisa mengkoordinasikan dan mensosialisasi masyarakat, untuk tidak lagi membuang sampah di sungai. Teman-teman komunitas nanti akan membantu untuk mengedukasi masyarakat. Setelah itu kita akan lakukan kerja bakti secara massal dan seluruh komponen masyarakat harus ikut andil,” terang Joao.

Jo, sapaan akrabnya mengungkapkan, rencana selanjutnya untuk mengajak masyarakat untuk ikut andil dan berperan penting bagi keselamatan lingkungan hidup. Bukan hanya dari pasukan DLH dan komunitas, namun juga masyarakat sekitaran sungai-sungai harus di dorong untuk memperbaiki ekosistem ini agar semakin sehat.

“Kalau masyarakat tidak dilibatkan, mereka merasa tidak perlu. Padahal sampah itu bukan tanggung jawab pemerintah saja, tapi juga tanggung jawab bersama. Harus dikelola sesuai dengan aturan untuk permasalahan lingkungan hidup,” tutupnya. (riz/rhd)

disclaimer

Pos terkait