Prof Wahyudi Winarjo Resmi Nahkodai Perhimpunan INTI Kota Malang

Prof Wahyudi Winarjo Resmi Nahkodai Perhimpunan INTI Kota Malang
Penyerahan Pataka kepada Prof Wahyudi Winarjo sebagai Ketua Perhimpunan INTI Kota Malang. (rhd)

Malang, SERU.co.id – Prof. Wahyudi Winarjo MSi resmi dilantik sebagai Ketua Perhimpunan Indonesia Tionghoa (INTI) PC Kota Malang masa bakti 2024-2028, di Aula BAU UMM, Selasa (27/5/2025) malam. Dosen Sosiologi FISIP Universitas Muhammadiyah Malang (UMM) ini terpilih melalui Musyawarah Cabang (Muscab) INTI, di Universitas Ma Chung, Kota Malang, Minggu (8/12/2024).

Ketua INTI Malang terpilih, Prof. Wahyudi Winarjo MSi menegaskan, dirinya berkomitmen membawa INTI Kota Malang menjadi organisasi yang mengedepankan nilai-nilai modern dan moderat. Dalam waktu dekat, pihaknya akan menggelar rapat kerja membahas program prioritas yang terangkum dalam Panca Bakti Perhimpunan INTI Kota Malang.

Bacaan Lainnya

“Pengurus Perhimpunan INTI Kota Malang akan mengusung visi misi yang ada. Yaitu menjadikan organisasi yang modern dan moderat, dengan Panca Bakti Perhimpunan INTI Kota Malang,” seru guru besar kelahiran Cepu, Jawa Tengah ini dalam pidato sambutannya, Selasa (27/5/2025) malam.

Disebutkannya, Panca Bakti INTI Kota Malang meliputi:
1. Penelitian sejarah Tionghoa di Malang,
2. Pendidikan kebangsaan berbasis kearifan lokal,
3. Pengabdian kepada masyarakat,
4. Kerja sama dengan berbagai pihak, serta
5. Pelestarian dan pengembangan seni budaya lokal Nusantara.

Dengan terpilihnya Wahyudi Winarjo, ke depan INTI Kota Malang diharapkan semakin solid tanpa batas. Serta bisa membaurkan budayanya demi kemajuan bangsa, baik bersama pemerintah daerah maupun lintas kalangan.

“Mari kita membangun Indonesia yang nyaman untuk kita semua, Indonesia adalah rumah kita bersama,” ajak Prof Wahyudi

Prof Wahyudi Winarjo Resmi Nahkodai Perhimpunan INTI Kota Malang
Foto bersama Wali Kota Malang, Rektor UMM serta jajaran pengurus INTI Kota Malang, Jatim dan pusat. (rhd)

Sementara itu, Rektor UMM, Prof. Dr Nazaruddin Malik MSi menyambut hangat kunjungan dan kesempatan dari para pengurus INTI Kota Malang, INTI Jatim dan INTI pusat. Pria yang akrab disapa Prof Nazar ini menekankan, UMM sebagai bagian dari Amal Usaha Muhammadiyah menjunjung tinggi nilai ‘Dari Muhammadiyah untuk Bangsa’.

“Kami mengajak semua pihak merefleksikan semangat kebangkitan nasional dan pendidikan, sebab pendidikan adalah pusat peradaban. Dan perguruan tinggi menjadi ruang inklusif bagi semua latar belakang, baik agama, sosial, bidaya, ras, suku dan lainnya,” ucap Prof Nazar.

Disebutkannya, mahasiswa UMM berasal dari berbagai latar belakang agama dan suku, namun hidup dengan harmonis tanpa konflik. Pun Perhimpunan INTI sebagai bentuk segala gerakan anak bangsa yang bertujuan menggugah kesadaran kolektif bersama.

“Utamanya, kaum terdidik dari latar belakang apapun berkomitmen kuat sebagai kampus inklusi berdampak besar bagi bangsa. Salah satunya dengan menjalin kerjasama dan sinergi dengan Perhimpunan Indonesia Tionghoa (INTI),” tandasnya.

Baca juga: Wali Kota Malang Tekankan Disiplin Etika Birokrasi Pasca Penyerahan 50 SK CPNS

Sementara itu, Wali Kota Malang, Dr Ir Wahyu Hidayat MM menyampaikan, apresiasi atas kiprah Perhimpunan INTI Kota Malang. Dalam bidang sosial, kesehatan, pendidikan dan pelatihan masyarakat. Ia menegaskan, pentingnya sinergi antara pemerintah dan komunitas, termasuk UMM dan INTI dalam membangun bangsa dapat terus ditingkatkan.

“Dengan menjaga persatuan dalam keberagaman adalah upaya bersama dalam mewujudkan cita-cita bangsa. Kolaborasi INTI, UMM, dan pemerintah diharapkan dapat menjadi mitra strategis dalam mendorong pembangunan Kota Malang yang inklusif dan berkelanjutan,” ungkap Wahyu.

Pihaknya mengajak INTI Kota Malang bersinergi dengan Pemkot Malang dalam menjalankan berbagai program. Sebab dalam memajukan bangsa tidak bisa dilakukan sendiri-sendiri, namun dengan kebersamaan seperti Bhinneka Tunggal Ika. Dalam merealisasikan visi misi Dasa Bakti unggulan Kota Malang, pihaknya harus melibatkan semua pihak, baik Forkopimda, stakeholder dan elemen masyarakat.

“Boleh kita berbeda baju, berbeda profesi, tapi jangan sampai membuat terpecah belah. Dengan bersama-sama, kita semua dapat menjalankan program-program dan saling memajukan Kota Malang semakin solid, mbois dan berkelas,” tandasnya. (rhd)

disclaimer

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *