Malang, SERU.co.id – Fadil menjadi salah satu mahasiswa yang tak bisa mudik ke kampung halamannya. Dirinya harus sebatang kara di kontrakan sebab sudah ditinggal mudik teman-temannya. Tak hanya itu, dirinya tak punya pakaian lebaran dan kesulitan mencari makanan.
Fadil, mahasiswa UIN Malang itu bercerita, tahun 2024 menjadi lebaran keempatnya di Kota Malang. Urusan kuliah dan masalah ekonomi menjadi penyebab dirinya tak kunjung pulang. Ditambah tak ada keluarga di Kota Malang dan Pulau Jawa.
“Uang bulanan dari orang tua cuma Rp500 ribu. Itu sudah untuk semua kebutuhan, kecuali kos. Kosnya alhamdulilah digratiskan, yang penting salat saja,” seru Fadil, Rabu (10/4/2024).
Lebih lanjut, Fadil mengaku sangat kesulitan saat hari-hari terakhir Ramadan hingga Idulfitri. Pasalnya, sudah banyak warung tutup. Bahkan dirinya kesulitan menemukan tempat makan.
Baca juga: Masjid Raden Rahmat Merjosari, Penyelamat Mahasiswa Perantau Saat Berbuka
“Saya berkeliling jauh cuma buat cari makan, sekalinya ketemu kurang sesuai selera. Untung saja ada warung Madura yang tetap buka, saya beli mi dan telur saja. Andai saja warung Madura jual rendang, saya pasti beli buat obat rindu,” ujar mahasiswa asal Sumatera Utara ini.
Sementara untuk pakaian lebaran sudah tidak dihiraukannya. Dirinya lebih memilih menggunakan pakaian lebaran tahun-tahun sebelumnya. Rencananya, uang buat baju lebaran akan dialihkan untuk ongkos pulang nantinya.
“Saat puasa kemarin enak karena dapat makan gratis dari masjid. Sekarang sudah tidak ada lagi, jadi harus putar otak. Rezekinya pasti ada, salah satunya dari zakat fitrah lebaran yang diberikan pengurus masjid,” tutup Fadil. (afi/rhd)