Hearing Bersama DPRD Sidoarjo, Keluarga Pasien Tunggu Iktikad Baik RS Bunda

hearing di ruang rapat dprd kabupaten sidoarjo
Hearing di ruang rapat DPRD Kabupaten Sidoarjo. (foto;ist)

Selang beberapa menit kemudian tepatnya pukul 00.40 Wib, Sri Utami yang tengah menunggu tersebut mendapati ayahnya sudah gagal nafas. Saya gerak-gerakin tangannya, saya pegang urat nadi nya juga gak bergerak. Bahkan adik saya juga memegang pipi ayah juga tak bergerak,” jelasnya.

Mendapati kondisi itu, dia pun bergegas memanggil dokter. Dengan tergopoh-gopoh dokter akhirnya membawa pasien masuk ke ruang UGD, dan dilakukan pemeriksaan. “Bak nasi sudah menjadi bubur” Pasien akhirnya  dinyatakan meninggal dunia.

Bacaan Lainnya

“Kami menyayangkan, kenapa sejak kami datang kok tidak langsung ditangani dengan baik. Padahal kami sudah menjelaskan bahwa ayah kami sedang keracunan kopi setelah meminum obat. Tapi sampai di RS tidak diberikan layanan yang baik. Infus pun tidak ada, di cek laboratorium juga tidak ada,” tegasnya.

Kabid Pelayanan Dinas Kesehatan Kabupaten Sidoarjo, dr. Danang mengungkapkan, pihaknya sebelumnya meminta klarifikasi dari RS terkait keluhan keluarga pasien tersebut. Dari hasil klarifikasi RS Bunda pasca kejadian tersebut, pihak RS mengaku sudah melaksanakan pemeriksaan layanan sesuai prosedur yang ada.

“Sebagai pemerintah, kami juga kroschek langsung terutama kelayakan petugas atau dokternya, apakah dia mempunyai surat kelayakan atau tidak. Dan informasinya dia sudah mempunyai kompetensi di IGD. Termasuk kita tanyakan standarisasi rumah sakit,” jelas dr. Danang saat rapat.

Berdasarkan informasi dari sakit juga, lanjut dr. Danang, yang menjadi pemicu permasalahan tersebut adalah persoalan administrasi. Konon, pihak RS. melakukan tagihan kepada pasien di saat keluarga pasien masih dalam suasana berduka.

“Klarifikasi RS. Petugas yang melakukan penagihan tersebut merupakan petugas yang baru. Jadi bisa dikatakan tidak mengetahui secara pasti,” ungkapnya.

disclaimer

Pos terkait