Hearing Bersama DPRD Sidoarjo, Keluarga Pasien Tunggu Iktikad Baik RS Bunda

hearing di ruang rapat dprd kabupaten sidoarjo
Hearing di ruang rapat DPRD Kabupaten Sidoarjo. (foto;ist)

Sidoarjo, SERU.co.id Komisi D DPRD Kabupaten Sidoarjo menggelar rapat dengar pendapat (Hearing) bersama keluarga pasien RS Bunda didampingi Kepala Desa Pranti Kecamatan Sedati, Kabupaten Sidoarjo, Eko Purnomo, Dinas Kesehatan dan Ketua IDI Kabupaten Sidoarjo, dr. Nugroho di Ruang Rapat DPRD Kabupaten Sidoarjo. Sementara Pihak RS Bunda Waru yang absen dari rapat tersebut, rencananya akan dilakukan pemanggilan ulang.

Dalam rapat tersebut, pihak keluarga pasien mengeluhkan terkait lambannya penanganan RS hingga menyebabkan keluarga pasien meninggal dunia. Bahkan, pihak keluarga sampai saat ini masih menunggu klarifikasi  dan iktikad baik dari pihak RS atas kejadian tersebut.

Bacaan Lainnya

“Sampai saat ini, pihak RS belum ada klarifikasi terkait itu (lambannya penanganan medis),” ucap Sri Utami, Rabu, (12/4/2023)

Sri Utami menceritakan, pada Rabu, (8/3/2023) sekira pukul 23.15, Sri Utami  membawa orang tuanya; Teguh (67) ke RS Bunda Waru, Sidoarjo. Saat itu, ayahnya tiba-tiba mengalami rasa sakit luar biasa dibagian perut dan pinggang belakang usai mengkonsumsi kopi. Menurutnya, ayahnya tersebut tidak  menyadari jika dirinya meminum kopi setelah mengkonsumsi obat. “Setelahnya itu, ayah merasa mual, muntah sampai drop. Akhirnya terpaksa kami larikan ke RS,” ungkapnya.

Sesampainya di UGD, Sri Utami yang tengah tergopoh-gopoh dengan kondisi ayahnya tersebut tidak diperkenankan masuk ke ruang UGD, alasannya pasien harus didaftarkan terlebih dahulu. Dengan rasa panik, Sri Utami kemudian bergegas menuju ke loket pendaftaran. Meski saat itu petugas loket sedang istirahat, dia tetap memaklumi mengingat saat itu sedang larut malam.  Sementara ayahnya tetap diluar (ruang observasi) bersama Adik Sri Utami.

Setelah dilakukan pendaftaran, Sri Utami diminta untuk menukarkan resep di apotik RS. Kemudian obat Ralfate dan Lanso Prazole tersebut diberikan kepada dr. Ulin. Kemudian pasien disuntik dibagian tangan sebelah kanan.

“Jadi ayah saya itu disuntik di ruang observasi, bukan didalam ruang UGD. Padahal saya lihat ruangannya kosong. Setelah disuntik, dokter Ulin bilang kalau pasien boleh dibawa pulang. Masa kondisi bapak seperti ini disuruh pulang dok, katanya, lalu dijawab ‘Iya nggak apa- apa bu sambil rawat jalan. Tapi kalau ibu mau tunggu disini enggak apa-apa, sambil menunggu pasien agak tenang,’. Ucap dokter kepadanya.

disclaimer

Pos terkait