Untuk kelengkapan kurasi, pelaku UMKM diharuskan membawa sampling produk yang akan diajukannya. Setelah kurasi selesai produk yang dinilai bisa dibawa pulang lagi. Untuk menentukan lolos atau tidaknya hasil kurasi, peserta kurasi harus menunggu waktu seminggu.
“Kami juga melihat kelengkapan dokumen yang dimiliki oleh pelaku UMKM. Minimal untuk produk makanan minuman memiliki NIB,” ujarnya lagi.
Kegiatan kurasi sengaja dilakukan di awal tahun, sebagai persiapan menyambut musim libur wisata di bulan-bulan berikutnya sebelum memasuki Ramadan. Pasalnya, pada bulan puasa, kunjungan wisata cenderung berada pada titik rendah. Setelah itu biasanya kunjungan wisata akan kembali meningkat grafiknya hingga akhir tahun.
“Setelah lebaran nanti musim belanjanya saling pergantian. Ada yang cenderung dipadati wisata dari lembaga pendidikan, dari instansi atau perusahaan, adakalanya juga dipadati wisata keluarga dengan kendaraan pribadi,” pungkasnya. (dik/ono)