Terobsesi Arsitektur Tionghoa, Warga Sanan Sulap Kediamannya Jadi ‘Rumah Cina’

Nur Hasim, pemilik 'Rumah Cina' di Sanan, Kelurahan Purwantoro, Kecamatan Blimbing. (ws7) - Terobsesi Arsitektur Tionghoa, Warga Sanan Sulap Kediamannya Jadi 'Rumah Cina'
Nur Hasim, pemilik 'Rumah Cina' di Sanan, Kelurahan Purwantoro, Kecamatan Blimbing. (ws7)

Malang, SERU.co.id – Siapa kira di tengah padatnya pemukiman warga Sanan, Kelurahan Purwantoro, Kecamatan Blimbing, terdapat sebuah rumah unik. Berarsitektur berbeda dengan rumah di sekelilingnya, sekilas menyerupai tempat ibadah klenteng.

Pemilik rumah nomor 45 yang ada di Jalan Sanan Gang 11 ini, Nur Hasim mengaku, obsesinya terhadap arsitektur bangunan Cina begitu tinggi. Sehingga membuatnya menyulap kediamannya menjadi ‘Rumah Cina’ serba nuansa merah sejak 2006 lalu.

Bacaan Lainnya

“Soalnya saya suka dengan nuansa-nuansa Cina sejak dulu. Ini pakai cat kayu, gak ngitung mas abisnya berapa,” seru Nur Hasim, kepada SERU.co.id.

Dengan menggunakan cat kayu berwarna merah dan keemasan, Nur Hasim mengubah dua lantai rumahnya pada bagian depan. Sebagian interior pun ia sesuaikan dengan nuansa yang sama. Ia juga menambahkan perlengkapan lainnya, seperti lampion dan sejumlah tulisan Cina.

Tak hanya itu, di bagian dinding lorong masuk sisi kiri, terdapat gambar Dewi Kwan Im. Dan sebagai penyempurna identitas, ia menambahkan papan nama bertuliskan ‘Rumah Cina’ di depan rumahnya.

Tampilan nuansa Cina di lantai 2 rumah Nur Hasim. (ws7) - Terobsesi Arsitektur Tionghoa, Warga Sanan Sulap Kediamannya Jadi 'Rumah Cina'
Tampilan nuansa Cina di lantai 2 rumah Nur Hasim. (ws7)

Nur Hasim mengaku, banyak orang luar kampung Sanan yang berkunjung ke rumahnya. Mulai dari pengunjung domestik, hingga warga asing. Bahkan beberapa di antaranya sengaja menyewa rumah Nur Hasim untuk jasa fotografi profesional.

“Dulu sempat ada, yang memakai tempat ini seharian. Untuk foto-foto. Mereka menggunakan pakaian Cina juga,” jelas Nur Hasim.

Dalam kesehariannya, Nur Hasim adalah seorang pengusaha kripik tempe, sama seperti pada umumnya warga Sanan. Selain itu, ia juga mengkoleksi barang-barang antik, seperti foto jadul, buku bekas, dan kaset lawas, untuk dijual kembali. (ws7/rhd)


Baca juga:

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *