Selain itu, dirinya menyebut potensi hujan yang akhir-akhir ini terjadi disebabkan karena turut aktifnya Monsun Asia dimana membawa uap air. Sehingga, dapat membentuk awan hujan di Indonesia.
Pihak BMKG juga memprediksi, dalam dua hingga tiga tahun terakhir memang terjadi La Nina, sehingga memicu meningkatkan intensitas hujan yang cukup tinggi. Tak jarang juga, hujan akan menyapa di musim kemarau. Diprediksi pula, di penghujung bulan Maret 2023 fenomenna La Nina kemudian berlangsung netral.
“Oleh karena itu, masyarakat dihimbau untuk waspada akan dampak dari potensi cuaca ekstrem yang bisa terjadi, baik itu hujan dengan intensitas sedang hingga lebat, petir maupun angin kencang,” tutur Meilani. (wul/mzm)
Baca juga:
- Pelajar SMK di Malang Hilang Terbawa Arus Sungai Usai Terlibat Kecelakaan Lalu Lintas
- Kenaikan Harga Jelang Nataru, Akademisi UMM Desak Pemerintah Perkuat Sistem Pangan Berkelanjutan
- Banjir Bandang Terjang Sumatra, Akademisi UMM Soroti Lemahnya Pengawasan dan Penegakan Hukum
- Raih Predikat Hotel Terfavorit di Batu Tourism Award 2025, Ini Kata GM Aston Inn Batu
- Bupati Sumenep Selamatkan Pegawai Honorer, Ribuan Pegawai Diangkat PPPK Paruh Waktu








