TNI Bersama Difabel Kabupaten Malang Bertani untuk Terapi Kesehatan

TNI bersama difabel Kabupaten Malang bertani untuk terapi kesehatan. (ist) - TNI Bersama Difabel Kabupaten Malang Bertani untuk Terapi Kesehatan
TNI bersama difabel Kabupaten Malang bertani untuk terapi kesehatan. (ist)

Malang, SERU.co.id – Aparat TNI bersama para penyandang disabilitas di Kabupaten Malang bertani menggarap lahan kosong. Yakni di kawasan Lapangan Tembak Bedali Rindam V/Brawijaya, Kecamatan Lawang, Kabupaten Malang, Senin (24/10/2022).

Ketua Badan Pembina Lingkar Sosial (Linksos)  Kertaningtyas mengatakan, hal ini merupakan upaya penguatan ekonomi pasca pandemi. Dimana secara kebetulan tentara menawarkan ada lahan yang bisa digarap.

Baca Juga

“Nanti akan kita olah, selain penanaman, akan juga ada pra penanaman yaitu pembibitan. Jadi akan kita buat rumah bayang untuk penyimpanan bibit, sehingga bisa lebih hemat secara biaya,” seru Kertaningtyas.

Disebutkannya, selain anggota Kelompok Tani Inklusi, para difabel ini berasal dari Panti Karya Asih Lawang, mitra organisasi Lingkar Sosial (Linksos), organisasi difabel penggerak inklusi di Kabupaten Malang. Mereka bersama aparat menanam jagung dan beberapa sayuran di lahan seluas 1.500 meter.

“Kedua, setelah panen kita tidak hanya puas menjual jagung saja, tapi harus ada olahan jagung, seperti kerupuk, marning, dan sebagainya. Akan ada keberlanjutan di sini, dan penyerapan tenaga kerja yang lebih banyak,” sambungnya.

Pria yang akrab disapa Ken mengatakan, manfaat kegiatan bertani bagi difabel ini pun bagian dari terapi kesehatan. Penyandang disabilitas yang terlibat adalah penyandang disabilitas pendengaran, disabilitas intelektual kecepatan daya pikir, dan Orang Dengan Gangguan Jiwa (ODGJ).

“Manfaat dari kegiatan ini, selain untuk penguatan ekonomi, juga bagian dari rehabilitasi difabel. Mereka (difabel) antusias, mereka juga merasa punya harga diri, itu yang paling penting. Jadi ketika mereka terlibat dalam kegiatan apapun itu, mereka merasa memiliki kembali status sosial yang tidak ada di masyarakat,” terang Ken.

Berita Terkait