Terkait otopsi jenazah korban Tragedi Kanjuruhan, pihaknya menyerahkan sepenuhnya kepada ketiga pihak. Yaitu pihak keluarga, pihak keamanan dan otoritas kesehatan.
“Itikad Kapolri harus kita hormati, beliau ingin menunjukkan akan mengambil langkah se-obyektif mungkin, tidak ada yang ditutup-tutupi. Kita akan mendukung langkah-langkah tegas Kapolri,” ucapnya.
Sebagai Ketua Umum PKB, dirinya meminta untuk semua kader mengambil langkah-langkah membantu. Termasuk bagi korban yang kehilangan kedua orang tua itu harus dibantu sampai lulus.
“Yang belum tertangani kita bantu, ada masalah serius kami siap membantu,” tandasnya.
Wakil Direktur RSSA bidang pelayanan dan keselamatan, dr Syaifullah Asmiragani menyatakan, RSSA telah memulangkan beberapa pasien dari keseluruhan total 73 orang. Sekarang yang sedang dirawat, yakni 6 (enam) orang di ICU dan 6 (enam) orang di hi-care.
“Yang di ICU sekarang kondisinya masih kritis, kita minta doanya ada 4 (empat) yang belum menunjukkan perubahan yang signifikan. Dan 2 (dua) orang sudah mulai sadar. Kita tetap berusaha, doa juga diperlukan agar bisa membantu kesembuhan pasien,” ungkap Syaiful, sapaan akrabnya, kepada SERU.co.id.
Disebutkannya, keempat pasien tersebut disebabkan multi trauma. Seperti gangguan pernapasan, patah pada tulang, tangan kaki, wajah. Bahkan beberapa di antaranya masih menggunakan alat bantu nafas karena hipoksia.
.”Hipoksia ini karena kekurangan oksigen. Bisa karena menghirup gas (beracun), berdesak-desakan, karena dia terjatuh dan terhimpit. Sehingga tidak bisa bernafas,” tandasnya. (rhd)
