“Contohnya juga, hari ini masih pakai seragam yang mereka punya, tidak ada batasan. Yang penging mereka semangat dalam belajar, itu sudah luar biasa,” kata Suwarjana.
Hal ini berdasarkan dengan tujuan pelaksanaan MPLS itu sendiri. Dikatakan olehnya, MPLS hanya kegiatan pengenalan dan pemberian informasi yang ada di lingkungan belajar siswa baru.
“Jadi prinsipnya betul-betul pengenalan saja, itu nanti semuanya akan diarahkan oleh teman-teman baik dari Disdikbud maupun sekolah. Akan diarahkan tentang lingkungan sekolah, wawasan wiyata mandala dan lainnya,” tuturnya.
- Sespimmen Lemdiklat Polri Gelar Baksos di Ponpes Lansia Muslimat NU Kota Batu
- Wali Kota Malang Tinjau Lapak Hewan Kurban Pastikan Bebas Penyakit Jelang Iduladha
- BPS Kota Malang Sebut Masa Panen Bahan Pokok Penyebab Deflasi -0,21 Persen
Dirinya juga menghimbau kepada panitia MPLS, dimana panitia tersebut terdiri dari unsur siswa (OSIS) dan guru untuk tidak melakukan praktek bullying. Hal ini juga telah menjadi catatan penting oleh Disdikbud untuk meminimalisir adanya praktek tersebut.
“Ini saya tekankan gak ada bully-membully. Sebagai pencegahan kita masuk dari pendekatan guru BPnya. Kita juga mengawasi, makanya itu (bullying) yang agak di dalam tanda kutip. Kalau yang lainnya alhamdulillah aman,” pungkasnya.
Sementara itu, Kepala Sekolah SMPN 1 Kota Malang, Risna Widyawati mengaku, jika selama kegiatan MPLS tidak ada praktek-praktek yang sifatnya memberatkan para siswa.
“Jadi memang salah satu tujuan MPLS ini agar mereka (siswa baru) dapat beradaptasi dengan teman baru dan lingkungan baru. Kita tidak ada tugas-tugas yang memberatkan,” kata Risna.