Jakarta, SERU.co.id – Penderita Gastroesophageal reflux disease (GERD) atau asam lambung sering kali kebingungan saat bulan Ramadan sebab potensi kambuhnya penyakit tersebut menjadi lebih besar.
Namun, puasa sebenarnya dapat menurunkan gejala munculnya asam lambung. Dengan mengubah gaya hidup menjadi teratur dan lebih sehat saat bulan Ramadan, penderita GERD dapat meminimalisir potensi naiknya asam lambung.
Menurut Nutrisionis dan Ketua Indonesia Asosiasi Ahli Gizi Dr. Rita Ramayulis, DCN, M.Kes, prinsip utama menangani GERD saat puasa adalah pembagian makanan. Penderita GERD juga tidak diperbolehkan untuk langsung makan dalam porsi yang besar.
“Secara umum prinsip pembagian makanan untuk penderita GERD adalah porsi kecil dan tidak boleh mengonsumsi makanan sekaligus dalam jumlah besar,” seru Rita dikutip dari Jawapos.com.
Rita membagi dua poin utama pembagian bagi penderita GERD untuk berbuka dan sahur. Untuk Berbuka:
- Pilih minuman yang bersuhu ruang atau hangat. Tidak disarankan mengonsumsi minuman dingin atau minuman es karena akan merangsang asam lambung.
- Sebagai makanan pembuka (takjil), dapat memilih camilan dari karbohidrat yang mudah cerna seperti lontong isi, roti bakar, krekers, kurma, puding tepung, dan kentang rebus.
- Makanlah secara perlahan dalam posisi duduk. Setelah itu, beristirahat sejenak sebelum makan malam.
- Makan malam dapat dilakukan setelah Shalat Magrib dengan porsi kecil dan komposisinya menyerupai makan sahur.
- Setelah makan malam, jangan langsung berbaring.
- Menjelang tidur dapat mengonsumsi makanan ringan yang terdiri dari sumber protein dan buah-buahan. Bagi penderita GERD yang memiliki intoleransi laktosa, dapat mengganti konsumsi susu dengan sumber protein lain, misalnya bubur kacang hijau, omelet telur kukus atau edamame rebus.
Untuk Sahur:
- Sebelum makan sahur, konsumsilah segelas air putih hangat dengan camilan ringan yang bersumber dari karbohidrat.
- Saat makan sahur, ambillah porsi kecil. Konsumsilah sambil duduk, dengan keadaan santai dan tidak terburu-buru.
- Setelah makan sahur, jangan langsung berbaring dan lakukanlah aktivitas ringan. Jika pun ingin berbaring,lakukan tiga jam setelah makan sahur.
Selain itu, penderita GERD disarankan untuk tidak melewatkan makan sahur dan tidak menunda buka puasa terlalu lama. Makanlah dengan perlahan karena jika terburu-buru akan membuat banyak udara masuk ke saluran cerna dan memicu kenaikan asam lambung.
Penderita GERD harus memperhatikan menu makanan yang akan dikonsumsi. Pilihlah buah yang tidak asam. Makanan bagi penderita GERD sebaiknya tidak digoreng dan lebih baik dipanggang, dikukus, atau direbus. Yang terakhir dan penting adalah mengelola stress agar kadar asam lambung tidak mudah naik. (hma/rhd)
Baca juga:
- Seluruh Jemaah Haji Indonesia Tiba di Makkah, Siap Jalani Wakuf di Arafah
- Satu WNI Meninggal di Gurun Makkah, Dua Lainnya Diselamatkan Usai Coba Masuk Secara Ilegal
- 541 Atlet KONI Kota Batu Lolos Mengikuti Porprov IX Jatim 2025
- KONI Batu Bakar Semangat Tanding Atlet Lewat Character Building
- Pemkot Malang Tak Kuasa Hadapi Alih Fungsi Lahan Pertanian Terdesak Perumahan