Permasalahan Minyak Goreng, Komisi B DPRD Batu Buka Suara

Ketua Komisi B DPRD Batu, Hari Danah Wahyono. (ws3) - Permasalahan Minyak Goreng, Komisi B DPRD Batu Buka Suara
Ketua Komisi B DPRD Batu, Hari Danah Wahyono. (ws3)

Batu, SERU.co.id – Permasalahan minyak goreng masih menjadi topik hangat di masyarakat. Tidak terkecuali di Kota Batu karena memiliki ribuan UMKM. Pencabutan kebijakan Harga Eceran Tinggi (HET) oleh Menteri Perdagangan kemarin, membuat minyak goreng semakin tidak terjangkau di kalangan bawah.

Ketua Komisi B DPRD Kota Batu, Hari Danah Wahyono mengatakan, dirinya sangat prihatin dengan kondisi rakyat saat ini. Dicontohkan di suatu daerah, untuk mendapatkan satu liter minyak goreng, warga harus mengantri sedari subuh. Menyikapi hal itu, pihaknya meminta pemerintah pusat agar mendengar keluh kesah rakyatnya.

Bacaan Lainnya

“Ini kami mohon kepada pemerintah khususnya yang di pusat, bagaimana rakyat supaya tidak sengsara dengan kondisi minyak goreng saat ini,” seru Haji Nanang, sapaan akrabnya, kepada SERU.co.id.

Anggota DPRD Batu dari Partai Gerindra itu juga menjelaskan, pihaknya akan mengambil langkah kepada Pemkot Batu. Selain ingin menanyakan stok minyak goreng saat ini, juga untuk meminta solusi kepada eksekutif. Agar warga Batu tidak terlalu lama menderita akibat kelangkaan atau mahalnya harga minyak goreng.

“Tanggal 27 nanti (Maret), kami akan mendatangi Diskumindag untuk itu. Kami mau menanyakan kondisi stok sampai saat ini,” cetusnya.

Komisi B DPRD Kota Batu juga akan mendesak Pemkot Batu untuk mencarikan solusi konkret. Karena Pemerintah Kota (Pemkot) Batu dinilai memiliki tanggungjawab untuk melayani warganya. Apapun caranya, Diskumindag diminta bisa menyediakan minyak goreng murah.

“Kalau misalkan bisa dengan operasi pasar, ya operasi pasar. Yang penting bagaimana kewajiban Kota Batu menyediakan minyak dengan harga rendah,” imbuhnya.

Ketua PC FKPPI Batu itupun mengakui, belum ada keluhan yang masuk kepada dirinya dari warga terkait minyak goreng. Dikatakannya, apabila Kota Batu masih bisa mengadakan operasi pasar, masyarakat tidak akan menjerit dengan situasi. Karena kondisi di setiap daerah berbeda.

“Kalau sampai warga Batu menjerit, saya akan gebrak ke Pemkot Batu untuk menyediakan minyak harga murah,” pungkasnya. (ws3/rhd)


Baca juga:

disclaimer

Pos terkait