Proses Hukum Liga III Ricuh di Malang, Polresta Lihat Visum

Kasat Reskrim Polresta Malang, Kompol Tinton Yudha Riambodo, menjelaskan perkembangan kasus kericuhan. (jaz) - Proses Hukum Liga III Ricuh di Malang, Polresta Lihat Visum
Kasat Reskrim Polresta Malang, Kompol Tinton Yudha Riambodo, menjelaskan perkembangan kasus kericuhan. (jaz)

Malang, SERU.co.id – Laga NZR Sumbersari FC versus Farmel FC beberapa pekan lalu sempat viral telah diproses. Polresta Malang Kota yang menerima laporan wasit masih akan melihat hasil visum.

Kasat Reskrim Polresta Malang Kompol Tinton Yudha Riambodo menjelaskan, melihat dari hasil visum untuk sementara ini pihaknya sudah mendapatkan. Tetapi ia tidak bisa menjelaskan sekarang dan butuh ahlinya yang mengulas hasilnya.

Bacaan Lainnya

“Karena saya bukan expert in area nya terhadap hasil visum tersebut. Saya nanti akan berkoordinasi dan memintai keterangan terhadap dokter yang melakukan visum. Dari sana nanti akan menjelaskan terkait hal tersebut,” seru Kompol Tinton Yudha Riambodo.

Pihaknya masih mendalami proses pemeriksaan. Sementara untuk saat ini, sudah memeriksa enam orang saksi. Ketika sudah cukup bukti, penyidik akan menentukan dalam gelar perkara.

“Kita maunya secepatnya, tapi segala sesuatu kan teknis tidak bisa kita prediksi kedepannya,” ujarnya.

Sebelumnya, selepas insiden kericuhan, Owner NZR Sumbersari, Wiebie Dwi Andriyas mengungkapkan, pihaknya memohon maaf atas kejadian yang terjadi kemarin di Stadion Gajayana. Kericuhan yang terjadi diluar kendali tim maupun pelatih.

“Banyak hal yang terjadi saat pertandingan, sehingga memicu amarah pemain dan official. Secara resmi kami memberikan pernyataan dengan maksud menyampaikan fakta,” ungkap Wiebie Dwi Andriyas, melalui keterangan resmi.

Wiebie, sapaan akrabnya mengaku, ini sebagai klarifikasi atas video yang sudah viral. Dengan bukti yang jelas berimbang dan netral. Kejadian tersebut dipicu atas kinerja wasit yang tidak fair di lapangan. Sempat ada beberapa kejadian yang merugikan tim, tapi wasit tidak tegas.

“Pemain sempat melakukan protes, tapi tidak ada tanggapan. Bahkan beberapa pemain mendapatkan kartu kuning,” ujarnya.

Tidak hanya itu, ia menuturkan, pelanggaran keras dan handsball luput dari perhatian wasit. Dalam kondisi unggul 1-0 tim NZR malah mendapatkan penalti. Pemain sempat mogok selama 8 menit dan bersedia melanjutkan pertandingan.

“Emosi memuncak saat wasit cadangan hanya memberikan tambahan waktu 5 menit. Peluit babak kedua ditiup saat posisi tim sedang melakukan tendangan crosing ke gawang lawan,” bebernya. (jaz/rhd)


Baca juga:

disclaimer

Pos terkait