Pelapor SMA SPI Kota Batu Bertambah 21 Orang

Hikmah Bafakih, didampingi Andriyanto dan Ramliyanto, ketika diwawancarai awak media. (ws2) - Pelapor SMA SPI Kota Batu Bertambah 21 Orang - Komisi E DPRD dan Pemprov Jatim Sidak SPI
Hikmah Bafakih, didampingi Andriyanto dan Ramliyanto, ketika diwawancarai awak media. (ws2)
Komisi E DPRD dan Pemprov Jatim Sidak SPI

Batu, SERU.co.id – Korban perlakuan eksploitasi anak, baik secara ekonomi, seksual, dan kekerasan verbal, diduga oleh JE, founder utama SMA Selamat Pagi Indonesia (SPI) Kota Batu, bertambah menjadi 21 orang.

Hal ini ditegaskan oleh Wakil Ketua Komisi E DPRD Pemprov Jatim Hikmah Bafakih, ketika sidak bersama Kepala Dinas Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak Andriyanto dan Sekretaris Dinas Pendidikan Pemprov Jatim Ramliyanto, Rabu (2/6/2021).

Bacaan Lainnya

“Per Hari Sabtu lalu ada 13 pelapor dan hari ini ada 9 pelapor. Totalnya ada 21 pelapor,” seru Hikmah, kepada wartawan pasca sidak di SPI Kota Batu.

Wanita berkacamata ini menekankan, kedatangan mereka untuk membantu aparat penegak hukum mempercepat proses hukum yang ada. Dia juga berharap, para alumni yang sempat mendapatkan perlakuan sama tidak takut melapor, agar proses hukum lebih cepat. Pihaknya mengaku, akan memfasilitasi korban yang berada di kawasan Jawa Timur.

Hal senada diungkapkan oleh Kepala Dinas Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak Pemprov Jatim Andriyanto. Ia membeberkan, seluruh pelapor saat ini berstatus alumni yang peristiwanya terjadi ketika mereka berstatus sebagai siswa.

“Jadi peristiwanya sudah lama, meletusnya baru beberapa hari ini. Sekarang pelapor juga sudah kembali ke tempatnya masing-masing,” tegas Andri.

Andri mengaku, bersedia menyiapkan shelter untuk menampung dan menjamin keamanan korban. Selain melakukan pendampingan kepada para korban.

Pintu gerbang SMA SPI Kota Batu, dijaga ketat. (ws2) - Pelapor SMA SPI Kota Batu Bertambah 21 Orang - Komisi E DPRD dan Pemprov Jatim Sidak SPI
Pintu gerbang SMA SPI Kota Batu, dijaga ketat. (ws2)

*SMA SPI Kota Batu Tak Akan Ditutup*
Dalam konferensi pers yang digelar di depan Gedung SMA SPI Kota Batu tersebut, seluruh stakeholder memastikan bahwa sekolah berbasis boarding school tersebut tidak akan ditutup. Hal ini dikarenakan SMA SPI Kota Batu merupakan sekolah penggerak yang prestasinya juga diperhitungkan. Terlebih masih ada sekitar 80 anak yang bersekolah di tempat tersebut.

“Maka dari itu, kami diminta bersama Walikota Batu Pemkot Batu oleh DPRD Komisi E Pemprov Jatim untuk memiliki skema menyelamatkan sekolah ini,” jelas Sekretaris Dinas Pendidikan Pemprov Jatim Ramliyanto.

Selain itu, pihaknya saat ini juga tengah berfokus untuk menyelamatkan murid yang saat ini tengah belajar dalam keadaan aman, tanpa suasana yang menakutkan.

Disinggung terkait sistem kurikulum, SMA SPI Kota Batu dianggap sebagai sekolah penggerak. Karena sekolah tersebut menerapkan kurikulum reguler 2013, serta dibekali dengan kemampuan teknis.

“Jadi jarang ada sekolah seperti ini. Tidak semuanya disini jelek, dan jangan sampai karena ulah individual merusak sistem yang sudah terbentuk dengan bagus. Karena itu bagian dari upaya mencerdaskan anak bangsa,” tegasnya.

Lebih lanjut, Ramli menambahkan, kedepannya juga akan berupaya untuk terus berkoordinasi dengan kepala sekolah dan seluruh guru untuk menjamin kegiatan belajar mengajar tetap berlangsung. Pihaknya juga akan melakukan evaluasi menyeluruh terhadap kurikulum yang ada SMA SPI Kota Batu.

“Jika ada hal yang ternyata nanti menyimpang dari aturan, tentu akan kita evaluasi dan perbaiki. Misalnya tentang proporsi kurikulum, proporsi ektrakurikuler dan lainnya akan kita evaluasi menyeluruh,” bebernya.

Ramli juga membeberkan, pihak Dinas Pendidikan Pemprov Jatim juga memiliki pengawas untuk terus melakukan koordinasi dengan pihak sekolah, Pemprov maupun cabang yang ada di Malang, sehingga selalu ada keterbukaan. (ws2/rhd)


Baca juga:

disclaimer

Pos terkait