Terapkan Rastic Style, Pengrajin Kulit Kota Batu Jajaki Pasar Internasional

Endri Sulaksono, ketika menjahit tas berbahan dasar kulit. (ws2) - Terapkan Rastic Style, Pengrajin Kulit Kota Batu Jajaki Pasar Internasional
Endri Sulaksono, ketika menjahit tas berbahan dasar kulit. (ws2)

Batu, SERU.co.id – Kota Batu terkenal memiliki produk UMKM hasil perkebunan dan pertanian, sebagai salah satu destinasi wisata di Indonesia. Endri Sulaksono Radin memiliki cara unik untuk menggebrak pangsa pasar tersebut.

Pasalnya, pria berusia 50 tahun ini dalam kurun lima tahun terakhir, mampu membuat karya berbahan baku kulit dengan ciri khas ‘very limit production’. Hingga mengantarkan dirinya ke kancah pasar internasional.

Bacaan Lainnya

“Very limit production ini adalah produk yang tampilannya tidak sama persis. Jadi tidak akan ada yang sama, baik dalam bentuk dan model,” tutur Sulaksono, ketika diwawancarai di Radin’s Art House, Jalan Lesti IV No 9, Kota Batu.

Ia juga mengungkapkan, karyanya juga menerapkan rastic style. Yakni adanya kecacatan produk untuk menunjukkan karyanya adalah buatan tangan. Bukan buatan pabrik yang cenderung simetris serta presisi.

Lebih lanjut, Sulaksono menceritakan, dirinya mulai meniti karir hand craft sejak tahun 2016. Pasca keluar dari tugasnya mengajar sebagai guru seni di salah satu sekolah di Kota Malang. Dirinya belajar membuat karya berbahan dasar kulit secara otodidak, berdasarkan tuntunan dari aplikasi youtube.

Secara terang-terangan Sulaksono juga mengaku, awal karirnya mendapatkan bahan baku dengan membeli di kawasan Sawojajar seharga Rp120 ribu. Namun saat ini, produk buatannya terjual di kisaran Rp150 ribu sampai Rp5 juta.

“Kalau pelanggan lokal biasanya dari Jakarta, Surabaya, Bandung, Medan, Batam, juga Pulau Bali,” urainya, kepada SERU.co.id.

Sedangkan untuk pelanggan asal luar negeri, di antaranya berasal dari Amerika Serikat, Australia, Inggris, Malaysia dan Kanada. Sulaksono mengaku, produk tasnya juga pernah tampil di Jakarta Fashion Trend 2020 pada tahun 2019 lalu. Karena diajak oleh desainer kondang yakni Ichwan Thoha.

Dari situlah produknya mulai tampil di beberapa pameran, seperti Surabaya Fashion Week, Malang Fashion Week, Jogja Fashion Week pada tahun yang sama. (ws2/rhd)

disclaimer

Pos terkait