Malang, SERU.co.id – Dalam dunia musik selama ini, jarang ditemukan dokumentasi atau literasi musik dalam buku. Kebanyakan hanya sebatas kumpulan kaset, Compact Disk (CD), atau rekaman.
Namun berbeda yang dilakukan oleh Arief Wibisono SSos. Seolah menentang arus di era teknologi digital, pegiat seni musik ini justru meluncurkan buku terbaru berjudul ‘Empat Dekade Sejarah Seni Musik Kota Malang Tahun 60-90-an’.
“Latar belakang saya menulis sejarah musik itu, karena basic saya memang senang sejarah. Banyak kegiatan musik di era tahun 90 yang belum ter-record secara detail. Masih disimpan secara pribadi,” seru Arief Wibisono, Sabtu (6/2/2021).
Semenjak Sekolah Menengah Pertama (SMP), pria yang akrab disapa Bison ini, bersama teman-temannya sering bermain musik.
“Dari SMP main band bersama teman-teman sepulang sekolah. Basic saya vokal, kebetulan ibu saya vokalis Band Pancasona era 69-an. Otomatis darah musik menurun ke saya,” pamer Bison.
Buku sejarah musik Kota Malang ini, menurutnya untuk mempelajari kembali sejarah musik dimana sumber literasinya masih sedikit dibahas, dalam hal ini berupa buku.
“Saya ingin menghormati dan menghargai arti sejarah musik di Kota Malang. Sekaligus memberikan motivasi kepada generasi pemuda sekarang tentang musik, mungkin juga kebudayaan, dan yang lainnya,” paparnya.
Bison mengaku, sebenarnya tulisan ini mulai digarapnya sejak sembilan tahun yang lalu. Karena kesibukan dan bekerja, membuat tulisan-tulisannya tentang sejarah musik jadi terbengkalai.
“Sebenarnya tulisan saya ini sudah sembilan tahun yang lalu. Selain musim pandemi ini harus semangat berkarya. Disisi lain sesudah tidak aktif kedinasan, saya kembali ke habitat untuk menulis. Karena basic saya senang untuk menulis,” jelas pria yang juga mengajar beladiri Aikido ini.
Tak hanya buku sejarah musik, beragam jenis buku telah ditulisnya. Meski diakuinya, lebih mengurai sejarah apa saja yang ada di Bhumi Arema.
“Ada beberapa buku Terminal Kota Malang, Kilas Balik Rumah Potong Hewan, Lawak Kota Malang dan lainnya,” beber alumni Unmer angkatan masuk 1994 ini, kepada SERU.co.id.
Harapan Bison, adanya buku ini mampu membangkitkan semangat generasi muda sekarang diberbagai bidang yang disukai.
“Harapan saya dengan beredarnya buku ini. Satu, generasi muda lebih menghargai sejarah, baik di musik, olahraga, dan bidang lainnya. Kedua, setelah mempelajari sejarah, menorehkan prestasi lebih baik dari generasi terdahulu,” harapnya.
Bison memotivasi untuk terus belajar dan membaca. Karena hal itu menjadi media dalam menambah ilmu pengetahuan, baik di masa sekarang maupun di masa mendatang.
“Jangan pernah berhenti untuk belajar, dan jangan pernah berhenti untuk membaca. Karena tanpa belajar dan membaca, maka tidak akan bisa mempelajari ilmu di dunia ini,” pungkasnya. (ws1/rhd)