Kadis Pertanian Jatim Siapkan Beberapa Langkah

Kadis Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan Jatim, Hadi Sulistyo - Kadis Pertanian Jatim Siapkan Beberapa Langkah
Kadis Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan Jatim, Hadi Sulistyo.
Minimalkan Dampak La Nina

Surabaya, SERU.co.id – Kepala Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan Jatim, Hadi Sulistyo menandaskan, pihaknya telah melakukan beberapa langkah untuk meminimalkan dampak La Nina, diantaranya melakukan pemetaan (mapping) wilayah rawan banjir. Pemetaan itu, terdiri dari daerah rawan banjir, cukup rawan banjir, sangat rawan, aman, agak aman dan sangat aman.

Hal itu dilakukan menindaklanjuti peringatan dini ancaman bencana Hidrometeorologi akibat  fenomena La Nina di Jatim yang disampaikan Gubernur Jawa Timur (Jatim) Khofifah Indar Parawansa. Berdasar data BMKG, puncak dari La Nina akan terjadi pada Desember 2020-Januari 2021.

Bacaan Lainnya

Menurut Hadi Sulistyo, daerah rawan banjir, antara lain Gresik, Sidoarjo, Tuban, Ngawi. Cukup rawan banjir, yakni Mojokerto, Jombang, Lamongan, Ponorogo, Pacitan, Kediri, Nganjuk, Tulungagung, Pasuruan, Lumajang, Jember, Sampang dan Sumenep. “Kalau sangat rawan ada di Bojonegoro,” ucapnya kepada wartawan di kantornya,kemarin.

Langkah kedua, lanjutnya, sistem peringatan dini (early warning system) dengan pemantauan laporan cuaca dari BMKG. Yakni, prakiraan kondisi iklim Musim Hujan (MH) 2020-2021. Mulai dari awal musim hujan bulan Oktober, Nopember hingga Desember 2020 di beberapa daerah.

Dengan jadwal musim hujan tersebut, maka Kabupaten/Kota perlu meningkatkan kewaspadaan terhadap serangan Organisme Pengganggu Tumbuhan (OPT) dan DPI (rawan banjir).

“Daerah yang perlu meningkatkan kewaspadaan terhadap OPT, utama padi, yaitu Tuban, Lamongan (tikus), Bojonegoro (penggerek batang), Ngawi (wareng batang coklat), Ngawi (hawar daun bakteri/kresek), Banyuwangi (penyakit Tungro) dan Gresik, Tuban, Lumajang (penyakit bias),” jelas Hadi.

Langkah ketiga, yakni membentuk Brigade La Nina (brigade proteksi, brigade alsin) yang disiagakan di setiap kab. Keempat, disarankan melakukan pompanisasi in and out dari sawah, dilanjutkan dengan melaksanakan rehabilitasi jaringan tersier, terutama di daerah rawan banjir.

Kelima, disarankan menggunakan benih yang sifatnya tahan akan genangan, seperti varietas Inpara 1-10, Inpari 29, Inpari 30, varietas unggul lokal yang dimiliki. Keenam, disarankan asuransi usaha tani padi dan bantuan benih gratis bagi petani yang telah mengalami gagal panen (puso). “Langkah terakhir (ketujuh), mengoptimalkan kegiatan pasca panen,” tandasnya.

Seperti diketahui, bencana hidrometeorologi, selain banjir, jugabisa terjadi tanah longsor, dan angin puting beliung. Di Jatim terdapat 22 daerah di Jatim yang rawan terjadi bencana hidrometeorologi tersebut.  Fenomena alam ini, dapat menyebabkan banjir pada lahan pertanian di musim hujan dan dapat membahayakan jika intensitas hujan tinggi. (ibu/ono)

disclaimer

Pos terkait