Aqua Dwipayana Sentil Idealisme Wartawan Kini

Aqua Dwipayana - Aqua Dwipayana Sentil Idealisme Wartawan Kini
Aqua Dwipayana. (ist)

Malang, SERU.co.id – Sosok Dr Aqua Dwipayana, SI.Kom tak asing di kalangan wartawan senior, pejabat, pengusaha dan tokoh masyarakat di Malang. Pasalnya, pria humble yang dikenal memiliki idealisme tinggi ini, tak pernah memandang status sosial dalam berkomunikasi dengan siapapun. Pun ketika menjadi wartawan beberapa harian di Malang selama 1988-1994.

Asam manisnya kehidupan menjadikannya sosok religius dan panutan bagi siapapun. Termasuk para wartawan saat ini, beberapa di antaranya acap kali dianggap sedikit melenceng dari idealisme profesi sebagaimana kode etik jurnalistik.

“Saya tahu kondisi wartawan pada umumnya seperti apa. Terutama secara ekonomi. Namun profesi wartawan itu nilainya lebih tinggi dibanding profesi lain. Bisa berkawan atau lawan dengan siapapun, tak peduli dari kalangan tukang sapu hingga pejabat, sebagai kekuatan jaringan,” ungkap Aqua, sapaan akrabnya, dalam Bincang Santai bersama Media Mitra Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Malang, di Hotel Santika Kota Malang, Kamis (5/11/2020).

Penulis buku dan motivator nasional ini pun tak pernah melupakan sejarah masa lalu. Aqua mengaku, dirinya bisa sampai pada titik kehidupan saat ini, tak lepas dari cuilan perjalanan sebelumnya. Termasuk profesi wartawan dan orang-orang di sekitar saat itu.

“Dimanapun kita berada, kekuatan jaringan harus terus kita jaga dan pupuk dengan silaturahmi. Karena menjaga silahturahim itu akan mempermudah rejeki, panjang umur, dan banyak kawan,” tutur penulis buku best seller “The Power of Silaturahim, Rahasia Sukses Menjaga Komunikasi.”

Pemberian buku kepada Ketua PWI Malang Raya
Pemberian buku kepada Ketua PWI Malang Raya. (ist)

Pria kelahiran Pematang Siantar, Sumatra Utara, 23 Januari 1970 ini, sedikit menyentil wartawan Malang yang hadir. Menurutnya, wartawan terlihat hebat, karena medianya. Namun saat tidak memiliki media, dia bukan apa-apa lagi. Padahal esensinya, justru personality yang melekat pada dirinya.

“Siapa pun kita, dimanapun kita, kita ini memiliki nilai jual yang melekat pada diri kita. Bukan embel-embel profesi atau materi,” seru mantan wartawan Jawa Pos, media terakhir sebelum hijrah sebagai humas di PT Semen Cibinong hingga tahun 2005.

Aqua berpesan kepada wartawan Malang Raya agar memiliki sikap 3K, yaitu Kredibel, Kualitas dan Konsisten. Kredibilitas wartawan tergambar ketika menjalankan kode etik jurnalistik.

“Dalam meningkatkan kualitas, wartawan dituntut sering membaca untuk menambah wawasan dan literasi, serta tidak cepat puas belajar. Konsisten dengan tujuan awal ketika menjadi wartawan, demi kepentingan masyarakat luas. Proses tidak akan membohongi hasil,” beber pria yang memilih jadi konsultan komunikasi bertarif 30 juta/jam dengan waktu minimal 2 jam.

Selain itu, ada lima hal yang bisa diterapkan dengan menggunakan rumus REACH+AC. Terdiri dari Respect (hormati orang lain), Empathy (merasakan apa yang dirasakan orang lain), Audible (dapat didengar atau dipahami dengan baik), Clarity (gunakan kalimat sederhana secara terbuka), Humble (ramah). Serta Action (aksi), dan Consistency (konsisten).

“Jadilah diri sendiri dan selalu lakukan yang terbaik, baik kepada diri sendiri maupun orang lain. Jangan mengharapkan imbalan, biarkan Allah yang mengatur rejeki kita. Pilih teman bukan uang, karena teman bisa mendatangkan uang, sementara uang menjauhkan teman,” tandas Aqua.

Selain Aqua, kedua rekannya turut menjadi narasumber, yaitu Surya Burhanudin (penulis buku: Para Pemburu Masa Depan) dan Nur Kholish Basari (wartawan senior). Keduanya memiliki keterkaitan dalam serap ilmu dan aplikasi dalam kehidupannya, terinspirasi dari Aqua Dwipayana. (rhd)

disclaimer

Pos terkait