Jembatan Perintis Kedungkandang-Polehan Diresmikan, Dukung Akses Ekonomi dan Pendidikan Warga

Jembatan Perintis Kedungkandang-Polehan Diresmikan, Dukung Akses Ekonomi dan Pendidikan Warga
Peresmian jembatan perintis Kedungkandang-Polehan. (bas)

Malang, SERU.co.id – Jembatan perintis Kedungkandang-Polehan diresmikan Kepala KSP (Kantor Staff Presiden) bersama Wali Kota Malang. Peresmian jembatan ini menjadi bentuk dukungan akses ekonomi dan pendidikan masyarakat sekitar.

Kepala KSP, Letjen (Purn) AM Putranto mengungkapkan, pendirian jembatan ini diinisiasi oleh Vertical Rescue Indonesia (VRI). Ini menjadi jembatan ke-221 dari target pembangunan 1.000 jembatan di seluruh Indonesia.

Bacaan Lainnya

“Program pembangunan jembatan ini telah berjalan selama sepuluh tahun. Kami membangun jembatan berdasarkan kebutuhan nyata masyarakat,” seru Putranto, Kamis (23/10/2025).

Wali Kota Malang menjajal jembatan perintis yang dinilai mendukung akses ekonomi dan pendidikan. (bas)
Wali Kota Malang menjajal jembatan perintis yang dinilai mendukung akses ekonomi dan pendidikan. (bas)

Sejak lima tahun terakhir, dirinya berfokus mengumpulkan data kebutuhan masyarakat melalui Dandim hingga Babinsa di berbagai daerah. Data tersebut kemudian ditinjau oleh tim untuk melihat kelayakan dan estimasi biayanya.

“Dua jembatan lainnya di Malang, termasuk Jembatan Bango dan Jembatan Kalimetro, merupakan hasil kolaborasi dengan PSMTI (Paguyuban Sosial Marga Tionghoa Indonesia). Seluruh proses pembangunan murni bersifat kemanusiaan dan tidak berorientasi politik,” terangnya.

Alumni Akmil 1987 itu menjelaskan, pembangunan jembatan perintis Kedungkandang ini mampu memangkas waktu tempuh warga dari kedua wilayah. Hal ini berdampak langsung pada peningkatan akses pendidikan dan ekonomi.

“Pendidikan bisa berkembang, perekonomian bergerak. Kami berharap ke depan, pemerintah daerah bisa menjadikan jembatan ini permanen,” ujar pria yang juga menjadi Ketua Dewan Pembina VRI itu.

Wali Kota Malang, Wahyu Hidayat menyampaikan apresiasinya atas inisiatif VRI dan PSMTI yang telah membantu meningkatkan konektivitas antarwilayah. Ia menilai, jembatan perintis Kedungkandang-Polehan sangat bermanfaat bagi masyarakat, terutama anak-anak sekolah dan pelaku ekonomi lokal.

“Jembatan ini sangat membantu masyarakat. Anak-anak sekolah sekarang bisa menyeberang dan menempuh waktu singkat. Serta roda ekonomi di wilayah Kedungkandang–Polehan akan lebih lancar,” ungkapnya.

Ia mengingatkan, masyarakat harus mematuhi aturan keselamatan saat melintasi jembatan. Hal ini mengingat struktur jembatan masih berupa jembatan gantung.

“Saya juga menginstruksikan Camat, Lurah, serta perangkat RW dan RT untuk mengawasi penggunaannya. Saya harap masyarakat bisa menggunakan jembatan ini sebaik mungkin, karena ini digunakan untuk kepentingan bersama,” tuturnya.

Terkait rencana menjadikan jembatan tersebut permanen, Wahyu menyebut, hal itu masih memungkinkan di masa mendatang. Saat ini, Pemkot Malang fokus pada penataan akses jalan menuju jembatan, agar lebih aman dan tidak terlalu curam.

“Saya kemarin sudah bertemu dengan pihak yang menghibahkan tanah di sekitar jembatan. Saya minta Dinas PUPR-PKP memperbaiki akses yang licin dan menukik serta memasang penghalang dan trap, agar anak-anak lebih aman,” jelasnya.

Untuk pemeliharaan sementara, tanggung jawab berada di tingkat RW. Namun bila ada kebutuhan mendesak, akan ditanggung Pemkot Malang dan bisa diusulkan melalui program Rp50 juta per RT.

“Jembatan ini bisa bertahan hingga 20 tahun, tapi kayunya hanya lima tahun. Jadi harus ada pemeliharaan rutin, agar kualitasnya tetap terjaga,” pungkasnya. (bas/rhd)

 

disclaimer

Pos terkait

klan ucapan HUT Pemprov Jatim dari Bank jatim