Malang, SERU.co.id – Pemerintah Kota (Pemkot) Malang mengapresiasi pendirian jembatan perintis penghubung Kedungkandang-Polehan. Pembangunan fasilitas publik ini telah mempermudah akses pelajar dan warga bebas macet.
Wali Kota Malang, Wahyu Hidayat mengungkapkan, pembangunan jembatan ini murni inisiatif Vertical Rescue Indonesia. Pembangunan melibatkan sejumlah donatur melalui program Corporate Social Responsibility (CSR).
“Keberadaan jembatan ini menjawab kebutuhan warga yang selama ini kesulitan akses, terutama bagi para pelajar. Selama ini mereka kalau pergi ke sekolah harus memutar jalan,” seru Wahyu, saat meninjau pembangunan jembatan perintis, Minggu (19/10/2025).
Orang nomor satu di jajaran Pemkot Malang itu menyebut, masyarakat sangat terbantu dengan adanya jembatan ini. Ia menilai, kondisi jembatan tersebut sangat baik dengan konstruksi yang kokoh.
“Kekuatan konstruksi jembatan ini bisa sampai 20 tahun. Sementara bagian kayunya bisa bertahan hingga lima tahun,” ungkapnya.
Wahyu menitipkan pesan, masyarakat harus menjaga dan memanfaatkannya dengan baik. Pasalnya, keberadaan jembatan ini untuk kepentingan bersama.
Ia menambahkan, pembangunan jembatan juga tidak lepas dari hasil swadaya masyarakat dari dua kelurahan dibantu oleh Vertical Rescue dan pihak CSR. Ia menyampaikan, rasa terima kasih kepada seluruh pihak yang terlibat.
“Saya berterima kasih kepada Vertical Rescue dan para donatur yang telah mendirikan jembatan ini. Selain jembatan perintis Kedungkandang-Polehan, Vertical Rescue juga sedang membangun pembangunan jembatan gantung di Bandulan,” ujarnya.
Menurutnya, progres pembangunan di Kedungkandang lebih cepat selesai. Sementara di Bandulan sudah mencapai 80 persen dan ditargetkan rampung sebelum 23 Oktober.
“Tanahnya sudah dihibahkan masyarakat kepada Pemkot dan sudah saya minta surat hibahnya segera diurus. Kami akan melengkapi fasilitas akses menuju jembatan, saya sudah meminta Dinas PUPR menganggarkan untuk membangun jalan menuju jembatan,” urai Wahyu.
Ketua Vertical Rescue Regional Malang, Widya Sarjana menjelaskan, jembatan ini memiliki panjang sekitar 50 meter dengan lebar 120 sentimeter. Pengerjaannya dimulai pada 2 Oktober dan berlangsung dalam waktu sekitar dua minggu.
“Kekuatan jembatan ini mencapai 5 ton. Tapi, karena diperuntukkan bagi pejalan kaki, disarankan hanya 3–4 orang dewasa yang melintas bersamaan,” terang Widya.
Ia menambahkan, jembatan tersebut dibangun murni untuk akses pejalan kaki pelajar dan warga. Mengingat adanya batasan untuk mengurangi beban jembatan, papan imbauan keselamatan akan dipasang di lokasi.
“Setelah penyelesaian di Kedungkandang ini, tim akan langsung bergeser menyelesaikan proyek jembatan di Bandulan. Prediksi kami, hari ini terakhir mengerjakan di sini, karena tinggal finishing saja,” jelasnya.
Warga sekitar, Toni mengatakan, ia menyampaikan, rasa terimakasihnya kepada Vertical Rescue. Pembangunan jembatan ini memudahkan akses anaknya pergi ke sekolah.
“Di sini (Kedungkandang) sekarang, banyak anak yang melanjutkan sekolah ke SMPN 28 di Polehan. Kalau lewat jalan biasa, harus memutar dan sering terjebak macet,” katanya.
Menurutnya, kemacetan telah menjadi persoalan lama di sepanjang Jalan Muharto hingga masuk ke kawasan Polehan. Seringkali, kemacetan terjadi di pagi hari dan sore hari.
“Kemungkinan besar kemacetan terjadi, karena jalannya sempit dan banyak kendaraan yang lewat. Adanya jembatan baru sangat membantu, bisa pergi ke sekolah dengan cepat, langsung menyeberangi jembatan,” pungkasnya. (bas/rhd)