Surabaya, SERU.co.id – Wali Kota Surabaya, Eri Cahyadi, bersama Ketua Tim Penggerak (TP) PKK Surabaya, Rini Indriyani, melakukan takziah ke kediaman almarhum Edi, Komandan Regu Pemadam Kebakaran (PMK) Pos Kandangan. Takziah dilakukan pada Senin (8/9/2025) di Dusun Bulang Kulon, Kecamatan Benjeng, Kabupaten Gresik.
Edi meninggal dunia saat menjalankan tugas memeriksa kondisi bangunan pascakebakaran pada 5 September 2025. Dalam kunjungannya, Wali Kota Eri didampingi oleh Kepala Dinas Pemadam Kebakaran dan Penyelamatan (DPKP) Surabaya, Laksita Rini Sevriani.
Tak sekadar menyampaikan belasungkawa, kunjungan tersebut menjadi bentuk nyata komitmen Pemerintah Kota Surabaya dalam memberikan penghormatan tertinggi kepada para petugas yang gugur saat menjalankan tugas.
Wali Kota Eri menyampaikan rasa duka mendalam kepada keluarga almarhum dan menyebut Edi sebagai sosok pahlawan sejati yang rela berkorban demi keselamatan masyarakat.
“Almarhum Pak Edi ini ketika bertugas dipanggil oleh Gusti Allah. Karena itu, saya katakan beliau adalah gugur sebagai pahlawan Kota Surabaya. Beliau bertugas di malam hari, hingga dini hari, untuk memadamkan api, membantu warganya yang mengalami kebakaran. Ternyata beliau gugur dalam bertugas,” ujar Wali Kota Eri.
Ia menegaskan bahwa pengabdian dan pengorbanan almarhum Edi harus diapresiasi dengan sepatutnya oleh Pemkot Surabaya.
“Maka, wajiblah bagi pemerintah kota untuk memberikan apresiasi dan memperhatikan keluarganya,” tambahnya.
Almarhum Edi diketahui meninggalkan seorang istri dan dua anak — satu putra dan satu putri. Sebagai bentuk penghargaan atas jasa almarhum, Wali Kota Eri menyampaikan bahwa Pemkot akan memberikan kesempatan kepada putra Edi untuk meneruskan jejak ayahnya sebagai petugas pemadam kebakaran.
“Insyaallah, yang laki-laki ini akan bekerja di lingkungan Pemkot Surabaya meneruskan ayahandanya untuk menjadi petugas pemadam kebakaran. Saya minta paling lambat hari Kamis atau Jumat pekan ini, dia sudah mulai bekerja,” jelasnya.
Lebih lanjut, Eri menekankan pentingnya melanjutkan perjuangan almarhum agar tidak terhenti begitu saja.
“Jangan sampai beliau yang gugur dalam perjuangan, perjuangannya juga berhenti. Karena sebenarnya masa pensiunnya masih beberapa tahun ke depan, sehingga putranya lah yang saya minta untuk meneruskan perjuangan ayahnya,” tegasnya.
Edi sendiri telah mengabdi selama 17 tahun sebagai ASN di DPKP Surabaya. Meski putranya belum bisa langsung diangkat sebagai PNS, Wali Kota Eri berkomitmen untuk mendukung prosesnya jika ada rekrutmen CPNS di masa mendatang.
Tidak hanya memperhatikan sang putra, Eri juga menunjukkan kepedulian terhadap putri dan istri almarhum. Ia menyatakan akan membantu mewujudkan keinginan almarhum agar putrinya bisa mandiri secara ekonomi.
“Nanti kita akan bantu apa yang diinginkan oleh ayahandanya agar putrinya bisa berwirausaha dan tetap membantu ibunya. Paling lambat, kita pastikan tahun ini sudah berjalan,” terangnya.
Untuk istri almarhum yang bekerja sebagai penjual sayur, Pemkot Surabaya akan memfasilitasi kendaraan niaga yang lebih layak dan sesuai dengan kebutuhannya.
“Istrinya adalah penjual sayur, maka kita akan buatkan kendaraan yang dimodifikasi. Karena tadi saya tanya, kalau pakai motor roda tiga akan berat, jadi kita akan buatkan kendaraan yang lebih mudah untuk membawa dagangan. Saya harap di pekan ini semuanya sudah selesai, sehingga kehidupan keluarga dapat kembali berjalan,” tuturnya.
Wali Kota Eri mengakhiri kunjungannya dengan menyampaikan rasa hormat dan apresiasi yang tinggi atas pengabdian almarhum. Ia berharap, semangat pengorbanan Edi bisa menjadi inspirasi bagi masyarakat dan seluruh jajaran ASN Pemkot Surabaya.
“Beliau ini menjadi contoh bagi seluruh warga Kota Surabaya, khususnya pemerintah kota. Bagaimana beliau memperjuangkan dengan nyawanya, dengan semua yang beliau punya, untuk memberikan yang terbaik pada warga Kota Surabaya. Ini adalah contoh keikhlasan berjuang, memberikan yang terbaik,” pungkasnya.(fai/ono)