Malang, SERU.co.id – Investasi Kota Malang saat ini mencapai Rp1,9 triliun dan melampaui target, salah satunya berkat kehadiran retail modern, seperti seperti Lawson dan Family Mart. Perkembangan ini dipicu oleh branding Kota Malang sebagai kota pendidikan dan destinasi wisata kuliner.
Kepala Dinas Tenaga Kerja dan Penanaman Modal Perizinan Terpadu Satu Pintu (Disnaker-PMPTSP) Kota Malang, Arief Tri Sastyawan mengungkapkan, nilai investasi Kota Malang saat ini mencapai Rp 1,9 triliun. Melampaui target yang ditetapkan sebesar Rp 1,4 triliun.
“Tahun lalu kita mencapai Rp 2,07 triliun. Salah satu faktor utama penopang investasi ini adalah kehadiran retail modern yang semakin berkembang di Kota Malang,” seru Arief, Jumat (20/9/2024).
Tak hanya itu, Arief mengungkapkan, perusahaan-perusahaan retail ini juga berkomitmen untuk mempekerjakan mayoritas tenaga kerja lokal. Salah satu retail modern bahkan berkomitmen untuk merekrut 80 persen karyawan dari warga Kota Malang.
“Namun kecenderungan warga Kota Malang , khususnya yang baru lulus SMA lebih memilih bekerja di mal daripada retail modern. Begitu juga dengan perusahaan yang beroperasi di Kota Malang tetapi mengambil tenaga kerja dari luar daerah. Kami telah menerima instruksi dari Pj Wali Kota Malang untuk memprioritaskan warga lokal dalam perekrutan tenaga kerja,” tegasnya.
Baca juga: Pj Wali Kota Malang Terima Penghargaan Anubhawa Sasana, Dorong Iklim Investasi Lebih Kondusif
Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS) Kota Malang, tingkat pengangguran terbuka (TPT) pada 2023 tercatat sebesar 6,8 persen, turun dari 7,66 persen pada tahun sebelumnya. Arief berharap, dengan pertumbuhan sektor retail modern dan komitmen perusahaan untuk merekrut tenaga kerja lokal, angka pengangguran ini dapat terus ditekan.
Di sisi lain, Disnaker-PMPTSP Kota Malang juga tengah fokus mendorong pelaku usaha untuk secara rutin melaporkan investasi mereka. Selain itu, sesuai dengan kebijakan pemerintah pusat, Malang juga sedang menggalakkan pengembangan usaha kecil yang semakin berkembang pesat di kota tersebut.
“Pengembangan usaha kecil menjadi potensi besar di Kota Malang. Banyak pengusaha berlomba-lomba untuk mendirikan perusahaan kecil,” tambah Arief.
Hadirnya retail modern, selain menambah pilihan bagi konsumen, juga diharapkan menjadi penggerak ekonomi yang dapat menyerap tenaga kerja lokal. Upaya untuk memprioritaskan tenaga kerja lokal dan mengurangi pengangguran terus dilakukan. Terutama seiring pertumbuhan investasi dan sektor usaha di Kota Malang. (afi/ono)