Malang, SERU.co.id – Berdasarkan kesepakatan bersama, Gate 13 Stadion Kanjuruhan yang merupakan tempat dan juga saksi bisu kelamnya malam, 1 November 2022 lalu itu tidak akan dirubah sama sekali. Serta dilakukan pembangunan monumen pengingat Tragedi Kanjuruhan berbentuk tangan memegang syal.
“Ya sementara ini sudah disepakati, untuk gate 13 tidak ada perubahan. Tetep untuk monumen, monumennya nanti dibangun disini.di luar,” seru Bupati Malang, HM Sanusi.
Sanusi menyebut, untuk pembiayaan monumen Tragedi Kanjuruhan tersebut sepenuhnya akan ditanggung oleh Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) bukan dari pemerintah Daerah Kabupaten Malang.
Project Manager Renovasi Stadion Kanjuruhan dari PT Waskita Karya (Persero), Vino Teguh Pramudya menyampaikan, desain monumen tersebut sudah disampaikan kepada keluarga korban tragedi tersebut. Dan dari diskusi tersebut ada beberapa saran yang disampaikan oleh keluarga korban juga.
“Kita sudah buatkan desain (monumen), tapi tadi dari Mas Devi Athok meminta ada beberapa tambahan. Ini akan mencoba kami akomodir,” terang Vino.
Baca juga: Progres Renovasi Stadion Kanjuruhan Capai 48 Persen dari Target
Dijelaskan Vino, dimana desain sebelumnya ada tiga pilar batu dan selanjutnya akan dilakukan penambahan patung berbentuk tangan yang memegang syal.
“Tadinya kan ada 3 pilar batu, tambahannya nanti akan ditambahkan tangan memegang syal nantinya. Itu nanti akan coba kami desainkan,” jelasnya.
Baca juga: Tahun 2024, Pemkab Malang Bakal Bangun Sirkuit Bertaraf Internasional di Stadion Kanjuruhan Kepanjen
Dirinya menyebut, untuk proges pembangunan Stadion Kanjuruhan sudah mencapai 60 persen dari yang ditargetkan.
“Memang yang lama pekerjaan struktural. Kalau pengerjaan struktur sudah 90 persen kami selesaikan, selebihnya hanya tinggal pengerjaan. Pelengkapan kursi, pekerjaan sistem dan lainnya atau finishing saja,” tuturnya. (wul/ono)