Warga Perum Jasatirta Napak Tilas Pengorbanan Nabi Ibrahim dalam Bermasyarakat

Warga Perum Jasatirta Napak Tilas Pengorbanan Nabi Ibrahim dalam Bermasyarakat
Suasana pemotongan hewan kurban yang dilaksanakan di halaman masjid Al Muflihun Perum Jasatirta. (Seru.co.id/mzm)

Malang, SERU.co.id Memperingati Hari Raya Idul Adha 10 Dzulhijjah 1445 Hijriah, warga Perum Jasatirta menggelar pemotongan hewan kurban yang dilaksanakan di halaman Masjid Al Muflihun Perum Jasatirta, Landungsari Dau, kabupaten Malang, Senin (17/6/2024).

Dalam momen Idul Adha tahun ini, warga berpatungan untuk pengadaan hewan kurban, sehingga bisa menyiapkan 2 (dua) ekor sapi dan 5 (lima) ekor kambing untuk dilaksanakan kurban.

Bacaan Lainnya

Ketua panitia kurban Perum Jasatirta, Yudha Ahmad mengatakan, pelaksanaan pemotongan hewan kurban di Perum Jasatirta akan semakin meningkatkan keimanan dan ketaqwaan dan menguatkan kebersamaan sesama warga.

“Alhamdulillah kita menerima dua ekor sapi dan lima ekor kambing hasil patungan warga. Pendistribusian daging akan diterimakan pada tiga kategori, yakni sohibul qurban, warga sekitar masjid dan warga luar Perum Jasatirta,” serunya.

Dijelaskannya, daging kurban akan didistribusikan pada sohibul kurban sejumlah 90 bungkus (untuk 18 orang), warga sekitar masjid Al Muflihun 67 bungkus dan warga di luar wilayah masjid Al Muflihun 119 bungkus.

Warga Perum Jasatirta Napak Tilas Pengorbanan Nabi Ibrahim dalam Bermasyarakat
Ketua Takmir Masjid Al Muflihun, H Malik Amrullah dan Ketua Panitia Kurban, Yudha Ahmad (kanan). (Seru co.id/mzm)

“Total keseluruhan ada 276 bungkus,” imbuhnya.

Sementara itu, Ketua Takmir Masjid Al Muflikhun, H Abdul Malik Karim Amrullah (Hamka) menyampaikan, tradisi pemotongan hewan kurban sebelumnya berawal dari zaman Jahiliah, dimana pada waktu itu kaum Jahiliah mengorbankan anaknya untuk berhala.

“Melihat hal itu, Nabi Ibrahim AS menyindir mereka dengan berkurban 100 unta, 300 lembu dan 1000 kambing yang diniatkan karena Allah SWT. Dan juga bernazar, jangankan kambing atau unta, anaknya pun akan diberikan karena Allah SWT,” ungkapnya.

Baca juga: Kepedulian Sosial dan Kekompakan Warga Kampung Jasatirta di Momen Idul Adha 1444 H

Lanjut Hamka, setelah Nabi Ibrahim punyak anak, yaitu Ismail AS, Allah SWT menagih nazarnya dalam mimpi. Awalnya Nabi Ibrahim ragu apakah benar dari Allah atau dari setan (disebut Tarwiyah), setelah yakin dari Allah disebut Arafah. Dan saat penyembelihan disebut Hari Nahar.

“Filosofinya kita disuruh menurunkan ego dan mau berkorban demi kebersamaan dalam lingkungan sehingga tercipta guyub rukun. Intinya, untuk kebersamaan harus mengorbankan ego, sumeleh dan tidak egois,” pungkasnya.

Pelaksanaan pemotongan hewan kurban di halaman masjid Al Muflihun berjalan lancar, warga kompak dan guyub mengerjakan tugas sesuai job desk yang sebelumnya sudah dirapatkan bersama. (mzm)

disclaimer

Pos terkait