Ketua PCP Batu: Harga Sayur Mayur Makin Tidak Masuk Akal

Salah satu contoh pelayanan catering yang melayani rombongan wisata di Kota Batu. (ist) - Ketua PCP Batu: Harga Sayur Mayur Makin Tidak Masuk Akal
Salah satu contoh pelayanan catering yang melayani rombongan wisata di Kota Batu. (ist)

Batu, SERU.co.id – Usaha penyedia layanan makanan prasmanan (Catering) di Kota Batu merasakan harga sayur mayur mayur yang semakin tidak wajar. Hal ini membuat mereka berpikir keras untuk bisa tidak sampai merugi.

Ketua Pengusaha Catering Pariwisata (PCP) Kota Batu, Robey Firmansyah kepada SERU.co.id secara langsung menyatakan keluhannya yang saat ini dirasakan. Baru saja dihantam harga beras yang naik, saat ini ditambah lagi harga sayur mayur yang semakin tidak terjangkau. Salah satu contoh, harga jagung yang semula kisaran Rp70.000 sudah menjadi Rp115.000 per sak.

Bacaan Lainnya

“Padahal itu saya belinya kulakan di pedagang di pasar sayur Karangploso dalam jumlah besar. Kok bisa naiknya sampai hampir Rp50.000,” serunya.

Baca juga: Pasar Bahagia Masjid Al Ikhlas, Sutiaji: Pemberdayaan Ekonomi Kerakyatan dari Jamaah untuk Jamaah

Tidak hanya jagung, sawi daging pun saat ini juga melonjak hingga Rp.10.000 perikatnya. Terlanjur harus menyediakan menu yang sesuai dengan permintaan tamu, terpaksa bahan sayur harus tetap di beli dengan harga yang ada. Sementara untuk harga telur dan beras dirasa relatif stabil.

“Kembang kol yg biasanya Rp.7000 perkilo , sekarang Rp15.000 – Rp20.000 perkilo. Wortel dari Rp5.500 perkilo, sekarang jadi Rp7500 perkilo. Saya tidak tau kenapa bahan-bahan ini bisa naik bergantian,” keluhnya.

Satu hal yang menjadi sebuah keheranan bagi dirinya adalah, Kota Batu dan Kabupaten Malang sama-sama sebagai wilayah penghasil sayur-mayur. Namun mengapa harga di pasaran dirasakan semakin tidak terjangkau. Ia mengkhawatirkan adanya permainan harga yang membuat komoditi sayur-mayur bisa naik setinggi itu.

“Kami juga tidak mungkin harus datang ke petani langsung di kebunnya untuk beli sayur biar dapat harga yang murah,” imbuhnya.

Baca juga: Sejumlah Bahan Baku Makanan Naik, Usaha Catering Wisata Hanya Bisa Pasrah

Ia yakin kondisi harga sayur-mayur yang tinggi itu tidak hanya dirasakan oleh pengusaha catering dan warung makan saja. Namun itu juga dirasakan oleh ibu rumah tangga. Ia pun hanya berharap sehingga harga sayur mayur bisa kembali stabil sehingga tidak menyusahkan pelaku wisata Batu yang khusus berkecimpung di bidang jasa kuliner wisata.

“Saya berharap pemerintah tidak hanya punya kebijakan seperti operasi pasar untuk sembako beras saja, tapi bisa juga untuk sayur-mayur seperti ini. Kami sebagai salah satu sektor terpenting dalam kebutuhan masyarakat pada umumnya dan wisatawan pada khususnya, mencoba berbagai cara agar harga jual makanan tetap ‘ramah’di kantong konsumen agar pariwisata kota batu tetap ramai,” pungkasnya. (dik/mzm)

disclaimer

Pos terkait