Gerhana Matahari Total 8 April 2024, Munculkan Fenomena Ledakan

Ilustrasi Gerhana Matahari Total (GMT). (ist) - Gerhana Matahari Total 8 April 2024, Munculkan Fenomena Ledakan
Ilustrasi Gerhana Matahari Total (GMT). (ist)

Jakarta, SERU.co.id – Gerhana Matahari Total (GMT) akan membawa sejumlah fenomena, termasuk munculnya ledakan di matahari (solar flare). GMT diprediksi akan terjadi pada Senin (8/4/2024).

Berdasarkan pernyataan National Center for Atmospheric Research (NCAR), ketika GMT akan terjadi, terdapat ledakan di matahari. Adapun negara yang akan dilewati GMT kali ini, diantaranya Meksiko, Amerika Serikat (AS) dan Kanada. Totalitas GMT dapat membawa sejumlah fenomena, tergantung seberapa cerahnya langit.

Bacaan Lainnya

“Saat totalitas gerhana matahari, pandangan matahari dari bumi terhalang oleh bulan dan menyisakan sisi tepi. Pada sisi tepi inilah di bumi bisa menyaksikan tepian plasma Matahari tampak meledak-ledak,” seru BMKG, Sabtu (6/4/2024).

BMKG akan memantau kemagnetan bumi secara berulang. Karena, fenomena alam ledakan di matahari (solar flare) selalu berpengaruh kepada magnetosfer bumi.

“Maka BMKG juga melakukan pengamatan secara kontinu (realtime) terhadap pengaruh dari fenomena alam tersebut,” katanya.

Baca juga: Ini yang Spesial dari Gerhana Bulan Penumbra Nanti Malam

Ledakan-ledakan di matahari akan terlihat lebih jelas saat totalitas GMT terjadi. Ledakan-ledakan di matahari tersebut, tidak berkaitan langsung dengan kejadian GMT. Namun, hanya dapat disaksikan di daerah yang terdampak GMT.

Kala bayangan bulan mendekat, akan terjadi penurunan suhu cukup signifikan, diantara 2,8 hingga 5,6 derajat Celcius. Ketika daratan mendingin, awan-awan pada ketinggian rendah dapat menghilang. Kisaran 30 detik sebelum totalitas terjadi, garis bergelombang (pita bayangan) dapat muncul di sisi bangunan dan kendaraan.

Setelah itu, beberapa detik sebelum totalitas, masyarakat dihimbau harus menggunakan kacamata gerhana saat ingin melihat keatas. Karena akan muncul manik-manik Bailey di sekitar tepi Bulan.

Baca juga: Gerhana Matahari di Malang, Hanya 67 Persen Bulan Menutupi Matahari

Manik Biley merupakan sisa-sisa cahaya Matahari yang mengintip dari balik gunung-gunung di Bulan. Apabila langit cerah, totalitas akan menghadirkan dinding kegelapan, dimana mengubah tengah hari menjadi seperti senja. Sehingga, barulah kita dapat melepaskan kacamata gerhana.

Pada momen ini, bintang-bintang dan planet-planet yang terang mungkin akan terlihat di langit yang gelap. Menurut LiveScience, hewan-hewan pun mungkin akan bertingkah aneh, menjadi sangat tenang dan menunjukkan perilaku malam hari. Warnanya akan terlihat berbeda, dengan warna hijau dan biru yang muncul, sementara warna merah terlihat lebih redup.

Akan terlihat jelas di balik Bulan yang gelap, jika matahari sepenuhnya tertutup, korona atau atmosfer luarnya. GMT sendiri terjadi ketika Bulan berada di antara Matahari dan Bumi, serta memberikan bayangan pada bumi.

Terakhir kali GMT terjadi pada Desember 2021 di wilayah Antarktika. Sementara, di AS, GMT terakhir kali terjadi pada 21 Agustus 2017, bergerak ke arah barat melintasi 14 negara. (hms/rhd)

disclaimer

Pos terkait