Gerhana Matahari di Malang, Hanya 67 Persen Bulan Menutupi Matahari

Proses pengamatan gerhana matahari. (ist) - Gerhana Matahari Di Malang, Hanya 67 Persen Bulan Menutupi Matahari 
Proses pengamatan gerhana matahari. (ist)

Malang, SERU.co.id – Majelis Dewan Masjid Indonesia Kabupaten Malang dan berdasarkan data Badan Metereologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Stasiun Geofisika Malang menggelar pengamatan gerhana matahari dan juga sholat sunah gerhana matahari di Masjid Baiturrahman Kepanjen, Rabu (20/4/2023) pagi. Dalam pantauan, di Malang gerhana Matahari hanya terlihat 67 persen bulan menutupi matahari.

Kepala BMKG Stasiun Geofisika Karangkates Malang, Mamuri menerangkan, fenomena ini bisa disebut proses terjadi gerhana hybrid. Yang artinya di suatu tempat yang beruntung akan melihat gerhana cincin dan di sisi tempat lainnya bisa melihat gerhana matahari total. 

Bacaan Lainnya

“Di suatu tempat bisa melihat gerhana cincin, di satu tempat lain bisa melihat gerhana total dan yang paling banyak adalah gerhana sebagian,” seru Masmuri. 

Dirinya membeberkan, untuk wilayah Jawa Timur sendiri atau bisa dibilang hampir seluruh daratan Indonesia gerhana sebagian. 

“Tapi di Biak, Papua itu bisa melihat gerhana total. Tapi untuk di Indonesia, tidak bisa melihat gerhana cincin,” ucapnya. 

Untuk potensi gerhana matahari yang tertutup yang dapat dilihat di wilayah Malang hanya 67 persen matahari akan tertutup bulan. Sedangkan untuk Banyuwangi, sekitar 70 persen.  

Sedangkan yang biasanya dapat melihat gerhana bulan cincin di kawasan Samudra Pasifik dan juga Samudra Hindia. 

Dia megatakan, untuk titik yang di Kepanjen, gerhana matahari mengalami puncak di pukul 10.55 pagi dan nantinya bulan akan pelan-pelan menghilang terahir pada 12.13 siang. 

“Kurang lebih 2 jam 54 menit. Proses dari mulai kontak awal yang dimulai tadi sekitar jam 9.27 terus puncaknya di jam 10.55 dan lepas kontaknya di jam 12.22. Jadi sekitar 2 jam 54 menit,” terangnya.(wul/ono)


Baca juga:

disclaimer

Pos terkait