Bangkalan, SERU.co.id – Memasuki Tahun Demokrasi, Badan Eksekutif Mahasiswa Keluarga Mahasiswa (BEM KM) Universitas Trunojoyo Madura (UTM) menilai, demokrasi sudah meleset dari jalur yang sahih. Hal itu membuat BEM KM UTM melakukan seruan moral dengan mengenakan atribut berwarna hitam.
Aksi seruan moral dilakukan sebagai sebuah bentuk kekecewaan dan keprihatinan terhadap situasi demokrasi bangsa saat ini. Seruan moral ini digelar di taman kampus rektorat UTM, Sabtu (10/2/2024).
“Kegiatan ini sebagai bentuk perlawanan terhadap pihak yang merusak keharmonisan dan kekondusifan Pemilu 2024,” seru Presiden Mahasiswa (Presma) UTM, Moh. Anis Anwari.
Baca juga: Sivitas Akademika UMJ Suarakan Seruan Moral terhadap Praktek Pelanggaran Demokrasi
Presma UTM, Moh. Anis Anwari mengungkapkan, mahasiswa harus berada di garda terdepan dalam mengawal demokrasi. Mahasiswa, kata dia, harus hadir dan tergerak untuk mengingatkan para penguasa agar arah kekuasaan berjalan selaras dengan amanah UUD 45.
Presma UTM itu juga menyayangkan indikasi ketidaknetralan rezim saat ini dalam menyambut pesta Pemilu 14 Februari mendatang. Pihaknya berharap, muncul elit politik yang bijak agar betul-betul tercipta pyemilu jujur dan adil.
Baca juga: Ratusan Dosen dan Mahasiswa Unej Minta Penghentian Politisasi Kebijakan Negara
“Kami berharap Indonesia terus memunculkan atau melahirkan elit politik yang menghadirkan kondusifitas bagi keberlangsungan Pemilu 2024,” ungkapnya.
Lebih lanjut Moh. Anis menegaskan, gerakan tersebut murni gerakan moral untuk meluruskan demokrasi, dan atas dasar keresahan mahasiswa melihat situasi negeri ini.
“Gerakan ini dipastikan tidak ada tunggangan dari Paslon manapun dengan sikap demokrasi tanpa intervensi disertai atribut yang serba hitam,” jelasnya.
Baca juga: 13 Kelompok Mahasiswa UTM Raih Bantuan Pendanaan Program P2MW Tahun 2023
Lain dari pada itu, gerakan BEM KM UTM ini juga diharapkan menggerakkan seluruh mahasiswa di Madura. Para aktivis mahasiswa yang tergabung dalam organisasi manapun, kata Moh. Anis, harus cakap memahami isu-isu demokrasi sehingga apabila ada yang melenceng tidak berpangku tangan. (luq/mzm)