Malang, SERU.co.id – Tim Kerja Buku Spektrum Kota Malang menggelar diskusi publik rencana penyusunan dan penerbitan Buku Spektrum Kota Malang edisi khusus Satu Abad Stadion Gajayana Malang. Dalam rangka HUT ke-110 Kota Malang di Ruang Diskusi Dinas Perpustakaan dan Arsip Daerah Kota Malang.
Koordinator diskusi, Wahyu Eko Setiawan (WES) menyampaikan, pihaknya mengundang seluruh pihak yang ada di Kota Malang. Turut serta berdiskusi menyusun ‘Buku Spektrum Stadion Gajayana Edisi Khusus Satu Abad Stadion Gajayana Malang’.
“Terbuka kepada semua pihak, baik atas nama pribadi, komunitas dan organisasi, untuk bersama-sama berdiskusi. Dalam menyusun dan menerbitkan Buku Spektrum Kota Malang edisi khusus tersebut,” seru Sam Wes, sapaan akrabnya, Jumat (12/1/2024).
Wes mengungkapkan, buku tersebut membahas Sejarah, Inspirasi, Perkembangan dan Pengaruh Arsitektur Stadion Gajayana Malang dalam Ruang Hidup Kota Malang dari Masa ke Masa.
Baca juga: Cegah Golput Perantau, Mahasiswa UB Membuat Buku Saku Digital
“Di dalam buku Spektrum Stadion Gajayana ini, terdapat cerita dan kita menggali sejarah nama Gajayana. Sejarah berdirinya, inspirasi arsitektur Stadion Gajayana dan bagaimana arsitektur tersebut mempengaruhi ruang-ruang hidup yang ada didalamnya dan Kota Malang,” ungkap Wes.
Tim memiliki ambisi untuk membuat buku tersebut dengan kapasitas 1.000 halaman lebih. Didalamnya menceritakan kisah-kisah dan histori Stadion Gajayana.

“Kita punya ambisi serius untuk mengenang 1 abad Stadion Gajayana. Kita akan membuat buku Spektrum Stadion Gajayana dengan 1.000 halaman lebih bermuatan foto dan buku,” terangnya
Diskusi Publik ini dilaksanakan, secara serial mingguan setiap Jumat, dengan fokus tema-tema yang aspiratif. Pelaksanaan pertama kali diskusi publik ini bertujuan menggali potensi lain dari Stadion Gajayana.
Baca juga: Berawal Tugas Akhir, Mahasiswa Ma Chung Kembangkan Teknologi Machine Learning Bahasa Isyarat
“Diskusi ini berseri setiap hari Jumat, untuk menggali potensi-potensi Stadion Gajayana yang akan dituangkan dalam buku Spektrum Gajayana,” ujarnya.
Menurutnya, idenya berawal dari kesadaran seorang teman terkait Stadion Gajayana yang banyak melahirkan hal-hal besar di Indonesia. Tidak sebatas soal sepak bola saja.
“Menjelang 1 Abad Stadion Gajayana dan satu-satunya stadion tertua di Indonesia saat ini.
Mas Bison memberi kesadaran pada penulis, banyak hal-hal baik dan hal-hal besar lahir di Stadion Gajayana yang ngga hanya soal football,” urainya, mendampingi Bison.