Malang, SERU.co.id – Usai meninjau Puskesmas Kedungkandang, sebagai salah satu FKTP di Kota Malang yang telah menerapkan sistem antrean online, Direktur Utama BPJS Kesehatan, Fachmi Idris, bersama rombongan meninjau salah satu klinik swasta yang baru saja menerima Akreditasi Paripurna kategori klinik swasta pertama di Indonesia, yaitu Klinik Bunga Melati (KBM) cabang Jagung Suprapto, Kota Malang, Rabu (11/3/2020).
Klinik peraih Akreditasi Paripurna, predikat penilaian tertinggi dari Komisi Akreditasi FKTP, Kementrian Kesehatan (Kemenkes), telah menerapkan One Stop Service dengan pelayanan lengkap. Diantaranya Poli Umum, Poli Gigi, Laboratorium, dan lainnya. Pun dalam pelayanan obatnya, pasien perlu tidak menunggu lama karena obatnya diantar menggunakan Halodoc tanpa membayar. “Karena berbagai keunggulan ini, kami memilih kunjungan ke KBM Jagung Suprapto,” ungkap Kepala BPJS Kesehatan Cabang Malang, Dina Diana Permata, kepada SERU.co.id, terkait alasan dipilihnya kunjungan Dirut BPJS ke KBM.

Dina menambahkan, saat ini sebanyak 72 FKTP di Kota Malang telah mengimplementasikan antrean online yang diintegrasikan dengan Mobile JKN. Terdiri dari 16 Puskesmas, 21 Dokter Praktik Perorangan, 31 Klinik Pratama, 3 Klinik TNI dan 1 Klinik POLRI.
Dalam kesempatan tersebut dilakukan penandatanganan komitmen bersama sukses antrian online Mobile JKN antara BPJS, KBM, Prolanis, dan peserta BPJS, yang turut disaksikan oleh Dirut BPJS Fahmi Idris dan Walikota Malang Sutiaji. “Melalui Posyandu, PKK dan lainnya, akan kami sosialisasikan sistem antri online ini. Di sisi lain, kami juga minta FKTP dan RS untuk update data, sehingga masyarakat tidak merasa dipingpong, atau dibohongi misal terkait ketersediaan kamar,” terang Walikota Malang Sutiaji.
“Tadi kan ada tandatangan komitmen dari pak Walikota. Terima kasih pak Wali. Nantinya beliau akan membuat key IP khusus untuk Puskesmas, klinik dan FKTP lainnya. Ditargetkan, dalam tiga bulan ke depan, ada peningkatan dari 70 persen hingga 100 persen semua KK peserta BPJS,” ungkap Fahmi.
Terkait status Akreditasi Paripurna yang diterima KBM, Fahmi mengungkapkan, semua mitra layanan kesehatan ditargetkan memberikan layanan terbaiknya kepada peserta BPJS. “Akreditasi itu kan bentuk apresiasi sekaligus syarat-syarat penjaminan kualitas. Sehingga KBM bisa menjadi contoh faskes lainnya dalam memaksimalkan layanannya,” tandasnya.
Dengan adanya antrian online ini, bagi KBM sangat terbantu. Selain mempermudah manajemen KBM, manfaat lain yang dirasakan langsung oleh peserta BPJS meminimal antrian. “Sangat terbantukan, waktu antrian menjadi pendek. Selain itu, kami ingin memaksimalkan layanan kami,” ungkap Direktur PT Griya Melati Diagnostik (Klinik Pratama Bunga Melati) Donny Hary Putra SH, kepada SERU.co.id.
Disebutkan Donny, layanan maksimal tersebut seiring prasyarat akreditasi paripurna yang diajukan sejak 2 Februari 2019. Atas layanan maksimal ini, KBM juga menjadi rujukan belajar faskes nasional dari Palembang, Medan, Pasuruan, Sidoarjo, dan lainnya. “Ada 5 hal terkait standarisasi layanan dan mutu yang kami lakukan. Yakni safety (aman) bagi pasien, aman bagi tenaga medis/karyawan, aman dari sisi bangunan, aman untuk lingkungan sekitar dalam hal limbah, dan aman finansial,” beber Donny, didampingi dr. Lily Inderayanti, Dokter Penanggung Jawab Klinik Bunga Melati.
Sejak berdiri tahun 2007, kerjasama KBM dengan BPJS (dh Askes, red), lanjut Donny, dikatakannya cukup lancar. “Ga ada kendala berarti, seperti pembayaran, tak ada miskomunikasi, dan lainnya, lancar-lancar saja. Bahkan kami bisa melayani 120-140 pasien untuk shift pagi dan 90-120 pasien untuk shift sore, baik pasien BPJS, asuransi swasta dan umum,” tandas Donny. (rhd)
Baca Juga : BPJS Apresiasi Komitmen Kota Malang, Cikal Smart City Health Care
Dituntut Kembalikan Uang Iuran BPJS, Dirut BPJS : Menunggu Detail Amar Putusan dan Hasil Rakor
Upgrade Mobile JKN, BPJS Permudah Pasien Antri Online di FKTP
Komentar ditutup.