Jembatan Ambrol, 2500 Meter Lahan Pertanian Terdampak

Kadis PU Bina Marga Kabupaten Malang, Romdhoni, saat meninjau lokasi didampingi Danramil Dau, Kapten Caj. Bambang Heryanto, Jumat (31/1/2020). (lih)

• Kerugian lahan pertanian terdampak warga sekitar Rp 650 juta

Bacaan Lainnya

Malang, SERU.co.id – Hujan deras pada Kamis (30/1/2020) sore, mengakibatkan jembatan penghubung di Desa Gadingkulon dan Tegalweru yang berada di Kecamatan Dau ambrol. Runtuhnya jembatan lantaran pondasi tergerus derasnya aliran Sungai Metro.

Kepala Kadis PU Bina Marga Kabupaten Malang, Romdhoni menjelaskan, jembatan sepanjang 10 meter dan lebar 6 meter ini dianggarkan melalui APBD 2019 untuk memfasilitasi warga dan mempermudah akses jalan penghubung antar dua desa.

“Kejadian ini lantaran faktor alam/force majure. Bisa dibandingkan dengan jembatan semi permanen yang sebelumnya didirikan. Jembatan itu tak pernah sekalipun rusak, karena arus banjir yang mengalir tak pernah sederas seperti sore kemarin,” bebernya, Jumat (31/1/2020) pagi, usai mengunjungi lokasi.

Romdhoni mengakui jika jembatan tersebut dibangun dari sumber APBD 2019 dengan anggaran senilai Rp 400 juta dan selesai dibangun Agustus silam. “Kuatnya arus sungai dan gelombang air  membuat pondasi tergerus dan ambruk,” tambah mantan Kadis Cipta Karya ini.

Kepala Desa Gading Kulon, Wahyu Eddi mengaku, baru kali ini menyaksikan arus sungai deras saat hujan. Mengingat di musim hujan pada tahun sebelumnya arus sungai tak sederas seperti yang terjadi pada sore kemarin.

Jembatan yang ambrol. (lih)

“Derasnya banjir kemungkinan karena dampak kebakaran hutan Gunung Butak 2019 lalu. Sehingga material lumpur, batuan dan batang pohon terbawa air, serta menyapu apapun yang dilewati,” jelas Wahyu.

Perlu diketahui, dalam pantauan di lokasi selain mengakibatkan jembatan ambruk, banjir bandang juga merusak lahan pertanian seluas 2.500 meter persegi milik warga 2 desa. Ditaksir kerugian yang ditimbulkan senilai Rp 650 juta.

Sebelumnya, Sekretaris Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Malang, Bagyo Setiyono mengutarakan, jika pihaknya tengah mengamankan lokasi dan mengalihkan jalur antar desa agar tidak membahayakan pengendara.

“Kami tangani dan mengalihkan jalur, sebab kondisi sudah darurat. Upaya secepatnya yaitu membantun jembatan permanen,” tutupnya. (lih/rhd)

disclaimer

Pos terkait