• Tunjuk Skadron Udara 32 padamkan karhutla dengan metode WCB
Kota Malang, SERU – Kebakaran hutan dan lahan (Karhutla) di Indonesia telah menjadi perhatian internasional. Pasalnya, tak hanya berdampak di wilayah terbakar dan sekitarnya yang notabene berada di Indonesia, namun polusi asapnya telah berdampak di negara tetangga, seperti Malaysia, Singapura, dan Brunei Darussalam.
Berdasarkan data BNPB, luas lahan yang terbakar di seluruh wilayah Indonesia yang terindentifikasi sejak Januari-September 2019 mencapai 857 hektare. Menyadari hal ini, Dinas Penelitian dan Pengembangan (Dislitbang) TNI Angkatan Udara melakukan inovasi, yaitu menciptakan metode Water Container Bombing (WCB), dan telah diapresiasi oleh Kepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Letjen TNI, Doni Monardo.
WCB merupakan metode pemadaman kebakaran hutan dan lahan (karhutla) yang dilakukan dari udara, dengan menerjunkan bola-bola atau kontainer berisi air atau chemical (kimia) di atas obyek yang terbakar. Melalui metode WCB ini, diharapkan mampu bekerja secara efektif dalam menanggulangi bencana karhutla.
“Ini sebuah kepedulian dan keberhasilan yang patut menjadi kebanggaan TNI Angkatan Udara. Sebab metode pemadaman karhutla ini merupakan karya anak bangsa, yang dikembangkan oleh Dinas Penelitian dan Pengembangan (Dislitbang) TNI Angkatan Udara untuk Indonesia,” ungkap Komandan Skadron Udara 32 Lanud Abdurachman Saleh Malang, Letkol (Pnb) Suryo Anggoro, MTr (Han), kepada SERU.co.id, Senin (20/1/2020) sore.
Pilot pesawat C-130 Hercules type H dalam uji coba WCB di landasan pacu Lanud Suryadarma, Kalijati Subang, Jawa Barat, Minggu (19/1/2020) ini, mengatakan, ujicoba dinamis WCB ini merupakan hasil riset Dislitbang TNI AU yang telah melewati beberapa tahapan, dan telah disertifikasi oleh Dinas Keselamatan Terbang dan Kerja TNI Angkatan Udara (Dislambangjaau).
Secara teknis, uji coba dinamis WCB ini dilakukan dengan membawa 76 bola yang dibagi dalam 4 lintasan/track dalam satu pesawat. Run pertama dijatuhkan 38 bola air (track 1 dan 3), dimana setiap lintasannya terdiri dari 19 bola air. Run kedua, juga dijatuhkan 38 bola air (track 2 dan 4).
“Ini masih prototype. Sekali angkut, satu pesawat membawa 76 bola yang dibagi dalam 4 lintasan. Per bola berisi air seberat 112 kilogram atau 112 liter, yang mampu memadamkan api dengan seluas 22 meter persegi. Dilepaskan dari ketinggian sekitar 300 feet AGL (Above Ground Level), atau 150 meter. Nah, berapa pesawat atau berapa kali terbang, tergantung luasan karhutla yang akan dipadamkan,” ungkap Komandan Skadud 32 yang menjabat di Lanud Abd Saleh mulai 27 Juni 2019, menggantikan Letkol (Pnb) Agus Rohimat, MAvn, Mgt psc (j).
Pria yang akrab disapa Dan Suryo ini, mengaku bersyukur atas dipilihnya Skadron Udara 32 dalam uji coba dinamis ini, dari 3 Skadud Hercules yang ada di Indonesia. Menggunakan Hercules tail number pesawat A-1316, Captain Pilot ini dibantu oleh dua orang Co-Pilot, Lettu Pnb Banu dan Letda Pnb Zagota. Serta dibantu navigator untuk memandu mengarahkan pesawat ke target area, Mayor (nav) Nanang dan Mayor (nav) Fian.
“Ini suatu kepercayaan bagi kami. Karena ujicoba WCB ini yang pertama kalinya di Indonesia dan dunia. Dislitbangau mengajak kami untuk berbuat lebih, selaras misi Skadron 32 yaitu Think (with)out The Box,” apresiasi Suryo Anggoro, suami dari Rieke Avianita.
Ada beberapa evaluasi dari uji dinamis WCB tersebut. Diantaranya bola-bola air yang terbuat dari bahan fiberglass akan diganti dengan bahan yang ramah lingkungan dan diisi benih tanaman, sehingga ketika pecah tidak meninggalkan pecahan sampah, namun memiliki dampak sekaligus memasukkan bibit tanaman hingga kedalaman tertentu.
Pun penggunaan air akan diganti chemical yang ramah lingkungan berupa busa. Fungsi busa tersebut untuk menutup bara api di dalam sekam. Ketika api kehilangan oksigen, maka api akan mati sendiri. “Diusahakan lebih efektif dan efisien. Sekaligus lebih hemat dibandingkan menyewa helikopter water bombing dari luar negeri,” tandas Suryo.
Dalam uji coba tersebut, dihadiri oleh Kepala Staf Angkatan Udara (Kasau) Marsekal Yuyu Sutisna, Kepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Letjen TNI Doni Monardo, Kadislitbang TNI Angkatan Udara Marsma TNI Rochmadi Saputro, Kepala BNPB, pejabat Mabes TNI, pejabat dari Kementerian Lingkungan Hidup, Ketua DPRD Subang dan undangan lainnya. (rhd)