Awas! Ini Bahaya Ciki Ngebul yang Sudah Makan Korban

ft ciki ngebul. (ist) - Awas! Ini Bahaya Ciki Ngebul yang Sudah Makan Korban
Ciki ngebul. (ist)

Jakarta, SERU.co.id – Kementerian Kesehatan (Kemenkes) mengimbau masyarakat untuk berhati-hati dengan ciki ngebul. Direktur Penyehatan Lingkungan Kementerian Kesehatan Anas Ma’ruf mengatakan, masyarakat dengan kondisi kesehatan tertentu dapat menjadi semakin parah saat mengonsumsi makanan tersebut.

Orang dengan masalah saluran pernapasan dan pencernaan sebaiknya tidak mengonsumsi jajanan tersebut. Orang yang bermasalah dengan saluran pencernaan juga dapat semakin parah akibat mengonsumsi nitrogen cair dalam ciki ngebul.

Bacaan Lainnya

“Pada beberapa orang dengan kerentanan lebih berat misal, orang sakit (pada) saluran pernapasan. Menghirup udara dingin (dari nitrogen kondisinya) jadi lebih berat,” seru Anas beberapa waktu lalu.

Menurut Anas, permasalahan utama dari jajanan ini adalah pada nitrogen cair yang ditambahkan. Hal tersebut tidak akan menjadi masalah apabila makanan ditambahkan nitrogen cair kemudian dibiarkan menguap dan lalu dikonsumsi.

Nitrogen sebenarnya buka gas yang berbahaya. Gas ini biasanya digunakan untuk kepentingan riset laboratorium dan insudtri pangan untuk tujuan pengawetan. Jenis nitrogen yang digunakan untuk pangan adalah yang tidak meninggalkan warna, bau, dan langsung menguap.

Sementara, nitrogen yang biasanya digunakan pada ciki ngebul adalah jenis nitrogen cair. Jenis ini ditambahkan pada snack kemudian langsung dikonsumsi sebelum nitrogen menguap habis sehingga menimbulkan sensasi asap. Hal ini lah yang membahayakan sebab dapat menimbulkan masalah pernapasan hingga pencernaan.

“Ini kalau kena kulit, mukosa, bisa menimbulkan radang dingin, luka bakar. Kalau terhirup bisa menimbulkan masalah pernapasan, kalau tertelan timbul gangguan pencernaan,” jelasnya.

Sebelumnya, setidaknya terjadi 10 kasus keracunan ciki ngebul di sejumlah wilayah. Kasus ini diantaranya terjadi di DKI Jakarta, Tasikmalaya, Ponorogo, dan wilayah Jawa Timur lain. Kebanyakan korban merupakan anak-anak yang mengalami mual, muntah, hingga sakit perut. (hma/rhd)


Baca juga:

disclaimer

Pos terkait