LAMONGAN, SERU – Dalam beberapa hari terakhir harga cabai di Kabupaten Lamongan terus merangkak naik hingga menyentuh angka Rp 70 ribu perkilogram.
Menurut Suparti, salah satu pedagang cabai di Pasar Tradisional Sidoharjo Lamongan, naiknya harga cabai sudah terjadi dalam sepekan terakhir.
“Naiknya sudah 1 mingguan. Sebelumnya 48, terua naik 54, 65 dan 70,” kata Suparti, Senin (20/1/2020).
Suparti merinci, untuk harga cabai merah besar yang semula Rp. 55 ribu perkilo, saat ini naik menjadi Rp. 60. Cabai rawit juga mengalami kenaikan sebesar Rp 5 ribu, sebelumnya Rp. 60 ribu menjadi Rp 65 ribu perkilo. Sedangkan cabai kriting yang sebelumnya Rp. 50 ribu perkilo, naik Rp. 20 ribu menjadi Rp. 70 ribu.
Menurut suparti, tingginya harga cabai tersebut dipengaruhi banyaknya cabai yang rusak sebelum masa panen.
“Lihat panennya aja, kalau panennya banyak ya murah. Sekarang kan banyak yang busuk,” tuturnya.
hal itu juga dibenarkan oleh Kepala Diperindag Lamongan, Muhammad Zamroni. Menurutnya, kenaikan harga cabai karena adanya penurunan hasil panen dari petani cabai.
“Penyebabnya lebih banyak karena perubahan cuaca. Imbasnya penurunan produksi cabai juga distribusi cabai, baik dari Blitar atau Kediri terhambat,” kata Zamroni.
Selain cabai, kenaikan harga juga terjadi pada jenis sayuran, namun kenaikannya tidak terlalu signifikan, hanya pada kisaran Rp 1000 sampai Rp 2000 perkilo. Seperti tomat dan buncis dari Rp. 10 ribu menjadi Rp. 12 ribu.
Selain itu, komoditas lain yang juga mengalami kenaikan adalah gula produk lokal yang naik sebesar Rp. 500 perkilo dari Rp. 13 ribu menjadi Rp. 13.500 perkilo.
“Sudah sekitar satu minggu gula naik, sebelumnya ya Rp. 12.000, terus Rp 12.500 dan Rp.13.500. minyak goreng curah juga naik jadi Rp 12.500, sebelumnya Rp 11.000,” kata Hj. Sula, pedagang lainnya.
Sedangkan untuk daging ayam cenderung stabil pada harga Rp 35 ribu perkilo, untuk daging ayam ras. Sementara untuk harga daging ayam pedaging atau ayam potong justru turun.
“Ayam potong turun, sekarang Rp 32 ribu, sebelumnya Rp 34 ribu. Soalnya waktunya panen,” kata Khusnul Khotimah, salah satu pedagang daging ayam di Pasar Sidoharjo Lamongan. (Fiq)
