Wakil Ketua Majelis Permusyawaratan Rakyat Republik Indonesia, Ahmad Basarah, dalam sambutannya menyampaikan, Kota Batu telah berhasil melestarikan dan melindungi kebudayaan asli yang ada melalui berbagai acara dan promosi wisatanya. Kota Batu tidak saja menyiapkan obyek wisata buatan yang menarik, namun juga bisa mendatangkan wisata dengan kebudayaan. Ia juga menyebutkan, kalau budaya asli indonesia tidak dilindungi dan tidak dilestarikan, akan tergerus oleh budaya-budaya asing.
“Terima kasih kepada Bu Wali Kota dan Bapak Wakil Wali Kota yang telah menjalankan tugas hingga saat ini, dan berhasil melindungi budaya asli Kota Batu,” ujar Ahmad Basarah.
Selanjutnya Wali Kota Batu menyerahkan gunungan wayang sebagai simbol dimulainya pagelaran wayang kulit oleh Ki Dalang Dr. Supriyanto, SH MH. Dalam lakon “Semar Mbangun Kayangan”, ketokohan semar digambarkan sebagai simbol wong cilik atau rakyat jelata yang mencoba membangun kayangan. Kayangan yang dimaksud oleh Semar bukanlah istana megah (kekuasaan), melainkan untuk mengembalikan sikap pemimpin untuk berorientasi pada rakyatnya.
“Dimana, pemimpin harus memiliki rasa asah, asih, asuh, ngopeni (memelihara) dan ngayemi (memakmurkan). Tujuannya untuk terciptanya negeri makmur, adil, sejahtera, sentosa, dan gemah ripah loh jinawi,” pungkasnya. (dik/mzm)
Baca juga:
- Babak Baru Kasus Pemerasan Oknum Wartawan dan LSM, Dua Saksi Diperiksa dalam Sidang di PN Malang
- UB Salurkan Beasiswa Dana Abadi bagi 50 Mahasiswa Seleksi TA 2024/2025
- Bupati Pati Sudewo Dipanggil KPK dan Warga Kembali Demo
- Kantor Travel di Batu Nyaris Dibobol Maling, Pelaku 3 Orang Kabur Tanpa Bawa Hasil
- Gondol Buah Alpukat Warga, Pria Dampit Babak Belur Dihajar Massa dan Motornya Dibakar