Menumbuhkan Minat Membatik, Wadahi Pembatik dan Pengusaha Batik
Diakuinya, selama ini, tidak mudah mempertahankan minat membatik. Lantaran ada beberapa keterbatasan yang dimiliki oleh warga Kota Malang, dalam mengembangkan potensinya tersebut.
“Karena ketika saya melatih 15 orang misalnya, ternyata yang fokus hanya lima. Dan saya tanya kepada yang sisanya itu, ternyata dikarenakan keterbatasan lahan. Kalau ingin mengembangkan dunia batik itu memang harus ada ketersediaan lahannya,” kata Yuharsita.
Menjawab kendala dengan solusi menumbuhkan jiwa kewirausahaan dalam dunia batik. Asesor Batik ini kini telah membentuk suatu perkumpulan pembatik dan pengusaha batik untuk menjawab itu semua.
“Tepatnya pada 15 Oktober kemarin, di acara ulang tahun salah satu hotel, ada pameran batik se-Kota Malang yang diikuti oleh berbagai pengrajin. Terus saya munculkan gagasan untuk membikin suatu asosiasi pengusaha dan pengrajin batik di Kota Malang. Karena memang saat ini pembatik Malang mati suri,” ungkapnya.
Perkumpulan itu bernama Asosiasi Pengusaha Pengrajin Batik Malang (APPBM), diketuai oleh Ki Demang dan diwakili oleh Yuharsita secara langsung. Melalui asosiasi tersebut, ia ingin mencetuskan suatu konsep terkait batik khas Malangan.
