Terharu, Bapak Wakili Wisuda Anak, Terkapar Lumpuh Empat Tahun Hampir DO

muhammad khoiri, menerima ijazah kelulusan, polinema, direktur polinema, Muhammad Huzaifah STrT,
Mewakili anaknya, Muhammad Khoiri menerima ijazah kelulusan dari Direktur Polinema. (rhd)

Malang, SERU.co.id – Momen mengharukan, saat seorang bapak mewakili wisuda anaknya yang terkapar lumpuh empat tahun, dan hampir dinyatakan drop out (DO). Muhammad Khoiri (60), nampak terharu dan bangga saat nama anaknya, Muhammad Huzaifah disebut paling terakhir dalam wisuda Politeknik Negeri Malang (Polinema).

Dengan langkah pasti, Khoiri mewakili Muhammad Huzaifah, naik panggung untuk menerima ijazah kelulusan dan bersalaman bersama Direktur Polinema, Supriatna Adhisuwignjo ST MT. Pria berdomisili Lombok ini tak menyangka, anaknya akhirnya dinyatakan lulus dari Polinema, dan menyandang nama gelar Muhammad Huzaifah STrT.

Baca Juga

“Alhamdulillah, saya tak menyangka. Anak saya sakit-sakitan kok ternyata bisa menyelesaikan kuliah dan dinyatakan lulus. Sekali lagi Alhamdulillah atas kebesaran kuasa Allah SWT,” ucap Khoiri terharu, sembari memegang erat ijazah Sarjana Terapan buah hatinya yang lulus wisuda tahap II Polinema, Sabtu (22/10/2022).

Mahasiswa D4 Manajemen Rekayasa Konstruksi yang masuk Polinema pada tahun 2016 ini, akhirnya menyandang gelar Sarjana Terapan. Meski selama 4 (empat) tahun terakhir, Muhammad Huzaifah STrT, hanya mampu mengikuti kuliah online lantaran berjibaku dengan sakit lumpuh.

Diceritakan Khoiri, Muhammad Huzaifah pernah mengalami cedera ketika karate beberapa tahun silam, saat masih duduk di bangku SMK. Ketika masuk kuliah di Polinema, kondisinya belum terlalu kentara, sehingga mampu menjalani perkuliahan tatap muka selama 3 (tiga) tahun dengan baik.

muhammad huzaifah strt, dinyatakan lulus, polinema, muhammad khoiri,
Muhammad Khoiri, menunjukkan foto Muhammad Huzaifah STrT, yang dinyatakan lulus sebagai wisudawan Polinema. (rhd)

Memasuki semester 6 (enam), cedera yang dialami Huzaifah mulai terasa mengganggu. Hingga masa pandemi pada awal tahun 2020, Huzaifah memanfaatkan kebijakan perkuliahan online untuk pulang. Dan melakukan pengobatan dari tanah kelahirannya, Lombok, hingga kini.

“Sempat kuliah tiga tahun di Malang. Sebelum covid-19, dia sudah sering pulang pergi (PP) untuk berobat. Semester enam mulai sakit-sakitan, kemudian masa pandemi dia ikut kuliah online di rumah. Diagnosa dokter kena syaraf, makanya dia tak bisa bangun sampai sekarang,” ungkap Khoiri, pria asal Jawa yang berdomisili di Lombok 40 tahunan.

Berita Terkait