Dewanti melanjutkan, dalam perkembangan perekonomian daerah, total PDRB atas dasar harga berlaku dari angka 2,95 triliun rupiah pada Tahun 2007, saat ini tumbuh menjadi 16,841 triliun rupiah. Hal ini diikuti dengan peningkatan pendapatan perkapita. Yang sebelumnya hanya 12,1 juta per tahun pada Tahun 2007, sampai dengan Tahun 2021 meningkat signifikan menjadi 78,46 juta per tahun.
“Hal ini menunjukkan pencapaian yang sangat menggembirakan bagi kesejahteraan masyarakat Kota Batu,” ucapnya.
Istri ER itu juga menerangkan, Pandemi COVID-19 selama kurang lebih 2 tahun telah memberikan tekanan terhadap kondisi perekonomian nasional bahkan global. Hal ini
juga berimplikasi pada perekonomian Kota Batu. Dampaknya, setelah hampir 15 tahun, rerata pertumbuhan ekonomi selalu tumbuh positif pada angka 6-6,5 persen, pada Tahun 2020 tercatat terkoreksi minus 6,46 persen.
“Alhamdulillah sampai triwulan kedua Tahun 2022 ini dapat pulih kembali mencapai angka 5-6 persen” imbuhnya.
Bunda Literasi Batu itu juga menyebutkan, Pandemi menjadi tantangan besar dalam upaya menekan tingkat pengangguran terbuka. Dari dara yang dimilikinya, angka 10,91 persen pengangguran terbuka Tahun 2007 dapat diturunkan menjadi 2,26 persen
sampai dengan Tahun 2019. Sementara pada Tahun 2021 tercatat angka tingkat pengangguran terbuka menjadi 6,57 persen. (dik/mzm)
Baca juga:
- Dampak Proyek Drainase, Perumda Tugu Tirta Minta Maaf Siagakan Tim 24 Jam
- Pulihkan Semangat Pasca Tragedi Kanjuruhan, Askab PSSI Malang Gelar Kursus Pelatih Lisensi D
- Bapenda Sambang Pondok Pesantren Sosialisasi Layanan Pajak di Hari Santri
- Dahan Pohon Beringin Raksasa di Ngajum Timpa Kabel Listrik dan Truk Parkir
- Entas Anak Tidak Sekolah, Pemkab Malang Bentuk Tim Saber ATS Kecamatan