Maulina Pia Wulandari manambahkan, saat situasi krisis semakin memburuk, pergantian seorang CEO menjadi sebuah kewajaran. Untuk memberikan perspektif baru dan mencegah adanya strategi yang berlebihan, karena CEO sudah merasa kewalahan dalam menghadapi krisis.
“Dalam situasi ini saya melihat, Kapolri kewalahan meskipun di depan publik dia menunjukkan bahwa dirinya tegar dan mampu menyelesaikan krisis,” tambahnya.
Pia mengatakan, reputasi polri yang telah dibangun selama ini, kini hancur lebur. Setidaknya butuh waktu 20 tahun untuk dapat mengembalikan kepercayaan publik dan reputasi yang baik. Yang tidak kalah penting, Polri harus merubah total budaya organisasinya, kualitas SDMnya, termasuk pula komunikasi pada publiknya. Dalam konteks komunikasi publik, Polri harus berkomunikasi secara transparan, akurat, akuntabel dan berempati.
“Polri harus memilih startegi komunikasi krisis ‘reduce offensiveness’ yang mengurangi penyerangan. Artinya jika memang Polri melakukan kesalahan, Polri harus berani mengakui kesalahan dan meminta maaf pada publik. Kemudian melakukan tindakan-tindakan korektif yang berdasarkan pada penegakan hukum dan kepentingan publik,” terang Pia. (ws6/ono)
Baca juga:
- Warga Perum Jasatirta Ikhlas Berkurban untuk Berbagi dengan Sesama
- Sholat Idul Adha di Hanggar Skadud 32 Lanud Abd Saleh Dilanjutkan Pemotongan Hewan Kurban
- Mendagri Izinkan Pemda Gelar Rapat di Hotel, Pemkot Malang Pertimbangkan Efisiensi Anggaran
- Pemerintah Tangguhkan Tambang Nikel di Raja Ampat dan Dorong Ekowisata Berkelanjutan
- Babinsa Sawojajar Amankan Pelaksanaan Salat Iduladha